Kamis, 31 Oktober 2013

BUKU TENTANG SEJARAH IMIGRASI ORANG-ORANG CHINA KE KALIFORNIA, AMERIKA SERIKAT

BUKU TENTANG SEJARAH IMIGRASI ORANG-ORANG CHINA KE KALIFORNIA, AMERIKA SERIKAT

Ivan Taniputera
31 Oktober 2013



Judul: Chinese Immigration
Pengarang: Mary Roberts Coolidge, PH.D
Penerbit: Henry Hold and Company, New York, 1909
Jumlah halaman: 531
Bahasa: Inggris

Ini merupakan buku mengenai sejarah imigrasi orang-orang China ke Kalifornia, Amerika Serikat. Berikut ini adalah daftar isi buku tersebut:



Pada bagian Preface atau halaman vii dapat kita baca sebagai berikut:

"THIS study was begun during the excitement incident to the passage and enforcement of the Geary law in 1892 and 1893; continued as part of a course in Race Problems given at Stanford University; and completed with the assistance of the Carnegie Institution of Washington. the historical portion ends with the fire of April eighteenth, 1906, in which the Chinese quarter and most of the city libraries in San Fransisco were destroyed. It now appears that this date also marked the close of a natural historical period; for since that time important changes have been made both in the regulation and consular service, which may result in even more important modification ot policy..."


Bagian Pertama buku ini diberi judul Free Immigration atau Imigrasi Bebas (1848-1882). Pada halaman 3, yakni di bagian Introduction dapat kita baca sebagai berikut bagaimana pandangan yang dianut orang Barat terhadap China:

"For half a century the curious customs and behavior of the Chinese in this country have been a mystery, subject to many explanations, distorted by ignorance and colored by prejudice, and never fully understood. Half a century ago China was an unknown country, the Chinese a strange, weird, incredible people; but with the opening of Chinese ports to the establishment of international relations, and the publications of a mass of information acquired by missionaries and travelers, the "dummy" Chinaman of 1850 has gradually become human to the western imagination, and it is discovered to the world's astonishment that he behaves much as other men do."

Meskipun demikian masih terdapat prasangka-prasangka (prejudice) terhadap orang China di benak kebanyakan orang Barat.

Secara singkat dipaparkan pula mengenai kondisi kemasyarakatan orang China di tanah airnya (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari naskah aslinya yang berbahasa Inggris)-halaman 3:

"Di China, tidak dikenal adanya kasta seperti di India, dan tidak pula kelas-kelas feodal sebagaimana yang terdapat di Jepang, namun sebagai gantinya terdapat pembagian kelas berdasarkan pekerjaan yang tidak begitu bergantung pada kelahiran. Kelas-kelas dalam masyarakat memiliki urutan sebagai berikut: cendekiawan, petani, pekerja; namun seorang pekerja sekali pun berkat upaya kerasnya dan pengorbanan keluarganya dapat menjadi cendekiawan serta seorang pejabat tinggi. Holcombe mengatakan bahwa setiap anak lelaki di Kekaisaran China mungkin menjadi perdana menteri, sehingga China hanya berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat dalam hal kesempatan bagi kaum miskin menduduki orang terkemuka."

Pada bab 1 bagian I yang berjudul "The Period of Favor," halaman 15 diuraikan mengenai emigrasi orang China (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari naskah aslinya yang berbahasa Inggris):

"Kendati dipandang sebagai ancaman oleh peradaban Barat dan menjadi sasaran aturan diskriminatif oleh Amerika Serikat, orang China bukanlah, dibandingkan dengan orang Eropa, bangsa yang gemar berpindah tempat kediaman. Penghuni kedua propinsi tenggara China-Kwang Tung dan Fuh Kien-telah, dan memang benar adanya-senantiasa lebih memiliki jiwa petualangan dan semangat memperbaiki kehidupan ekonominya ketimbang rekan sebangsanya, dimana semenjak masa-masa paling awal telah berpindah dalam jumlah kecil ke Cochin China, Kamboja, dan Siam, pulau-pulau di Kepulauan Hindia, Jawa, Filipina beserta Semenanjung Malaya, Formosa, dan Hainan....."

Berpindah ke luar China tidak dipandang sebagai sesuatu yang baik oleh orang-orang China berpandangan kolot (konservatif). Pada halaman 16 dapat kita baca:

"Para emigran China dipandang oleh rekan-rekan sebangsanya yang berpandangan kolot sebagai orang-orang gegabah serta putus asa; dan kepergian mereka lama diabaikan oleh Pemerintah Kekaisaran baik karena para penjabat disibukkan oleh pemberontakan rakyat serta perlawanan terhadap kekuatan asing atau, karena hal itu relatif tidak penting..."

Salah satu penyebab migrasi orang-orang China ke Amerika adalah penemuan emas, sebagaimana yang dicantumkan pada halaman 17 (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari naskah aslinya yang berbahasa Inggris):

"Berita penemuan emas di Lembah Sacramento pada bulan Januari 1848 mencapai Hongkong saat musim semi dan menciptakan ketertarikan besar di sana dan begitu pula halnya dengan kota-kota pelabuhan di Samudera Atlantik."

Pada tahun-tahun pertama, orang China disambut dengan baik di Amerika Serikat, sebagaimana kita saksikan pada kutipan di halaman 21 berikut ini (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari naskah aslinya yang berbahasa Inggris):

"Pada tahun-tahun awal, orang China disambut dengan baik, dipuji, dan dipandang sebagai sesuatu yang sangat diperlukan; karena pada masa itu kebencian rasial masih kalah oleh kepentingan dalam bidang industri..."

Namun seiring dengan berjalannya waktu timbu kebencian terhadap orang-orang asing. Pada bab II bagian pertama berjudul "California for Americans" atau "Kalifornia [Hanya] Orang Amerika" di  halaman 26 dapat kita baca sebagai berikut (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari naskah aslinya yang berbahasa Inggris):

"Pada musim semi tahun 1849, mengalirlah  orang-orang berjiwa petualang guna mencari tambang-tambang emas di Kalifornia; dari bagian tengah dan barat daya melewati Dataran Besar Amerika; dari Honolulu, Sydney, dan Hongkong; dari New York, New Orleans, dan Amerika Selatan melalui Dataran Sempit Panama. Saat berada di Panama, orang Amerika merasa jijik menyaksikan banyak orang asing telah menyeberanginya serta siap "mencuri emas" Amerika Serikat."

Inilah yang kemudian memicu timbulnya kebencian terhadap orang asing.

Buku berumur seratus tahun lebih ini sangat bermanfaat bagi yang ingin mengetahui mengenai sejarah migrasi orang-orang Tionghoa, khususnya ke Amerika Serikat.

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com

Minggu, 27 Oktober 2013

BUKU ATLAS DAN PELAJARAN ILMU BUMI (GEOGRAFI) ZAMAN BELANDA

BUKU ATLAS DAN PELAJARAN ILMU BUMI (GEOGRAFI) ZAMAN BELANDA

Ivan Taniputera
27 Oktober 2013



Judul: Atlas Hindia-Nederlan Dan Keterangannja: Oentoek Sekolah Ditanah Seberang
Pengarang: J. Van Reijen
Gambar oleh: C. Lekkerkerker
Dibasa Melajoekan oleh A. Soetan Pamoentjak n.S.
Penerbit: Department van Onderwijs en Eeredienst, tanpa angka tahun (namun masih menggunakan ejaan van Ophuysen).
Jumlah halaman: 39

Ini merupakan buku mengenai ilmu bumi pada zaman Belanda. Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai daerah-daerah sebagai berikut:

1.Poelau Soematera
2.Soematera Oetara dan Soematera Tengah
3.Soematera Selatan
4.Deli dan Tapanoeli
5.Soematera Barat
6.Poelau Djawa
7.Djawa Barat
8.DjawaTengah
9.Djawa Timoer
10.Poelau Borneo
11.Poelau Selebes
12.Poelau-poelau Soenda Ketjil
13.Poelau-poelau Maloekoe dan Poelau Papoea (Karesidenan Maloekoe).
14.Berdjalan Djaoeh
15.Sekeliling Hindia Belanda.

Masing-masing bagian diberi penjelasan mengenai kondisi masing-masing daerah, peta, dan pertanyaan-pertanyaan bagi siswa terkait bahasan daerah dimaksud.

Ini adalah contohnya untuk Jawa Tengah.







Berdasarkan buku ini, disebutkan bahwa:

"Disebelah selatan karesidenan Semarang dan dekat negeri Blora banjak hoetan djati. Pohon djati itoe ada jang lebih tinggi dari pohon kelapa. Kajoe djati itoe mahal sekali, sebab baik benag kajoenja. Kajoe djati itoe dipakai orang akan memboeat roemah, perkakas roemah, kereta, kapal, dsb. Hoetan-hoetan djati itoe Goebernemen jang empoenja dia."

Nampak bahwa pada zaman dahulu pohon-pohon jati itu dikuasai negara. Bagaimana dengan sekarang?

Bagi yang berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU TINJAUAN LUAR BIASA MENGENAI HUKUM ADAT DAN BUDAYA SUKU DAYAK DI KALIMANTAN

BUKU TINJAUAN LUAR BIASA MENGENAI HUKUM ADAT DAN BUDAYA SUKU DAYAK DI KALIMANTAN

Ivan Taniputera
27 Oktober 2013





Judul: Het Adatrecht van Borneo, Deel I
Pengarang: J. Mallinckrodt (1897-1929)
Penerbit: M. Dubbeldeman, Leiden, 1928
Jumlah halaman: 612
Bahasa: Belanda

Ini adalah buku luar biasa mengenai budaya dan adat istiadat Dayak di Kalimantan. Sebagai contoh pada halaman 7 diulas mengenai berbagai teori pembagian bangsa Dayak:

"Nieuwenhuis (de gegevens werden door Kohlbrugge bewerkt) kwam tot het resultaat dat in Midden-Borneo de volgende groepen, ik noem ze stammenrassen, voorkomen: I.de Kajan; 2. de Oeloe Air Dajaks; de eersten zijn brachycephalen, de laatsten dolichocephalen (1). De Kajan vormen een deel van het stammen ras der Kajan-Kenja Bahau, die Centraal Borneo bewonen, terwijl de Oeloe Air ten zuiden daarvan voorkomen. Dit laatste ras omvat wellicht ook: de Ngadjoe, Maanjan en Lawangan, die niettegenstaande groote verschillen belangrijke punten van overeenkomst hebben..."

Terjemahannya:

"Niewenhuis (yang dicantumkan dalam karya Kohlbrugge) menyimpulkan bahwa di Kalimantan Tengah terdapat berbagai kelompok, yang saya sebut suku-suku , sebagai berikut: I. Kayan; 2. Dayak Hulu Air; yang pertama bertipe brachycephalen, sedangkan yang kedua bertipe dolichosephalen (1). Kayan membentuk sebagian suku-suku Kayan-Kenyah-Bahai, yang mendiami Kalimantan Tengah, sedangkan Hulu Air mendiami kawasan di sebelah selatannya. Yang disebut belakangan tersebut barangkali juga mencakup: Ngaju, Manyan, dan Lawangan, kendati terdapat perbedaan-perbedaan besar di antara mereka...."

Pembagian lain adalah sebagai berikut:

"Hose en Mac Dougall deelen de Dajaksche bevolking van Borneo in zes groepen in, namelijk: 1.Zee-Dajaks, 2.Kajans, 3.Kenja, 4.Klemantans, 5.Moeroets, 6.Poenans (2).

Terjemahannya:

"Hose dan Mac Dougall membagi masyarakat Dayak menjadi enam kelompok, yakni: 1.Dayak Laut, 2.Kayan, 3.Kenyah, 4.Klemantan, 5.Murut, dan 6 Punan."

Lebih jauh lagi, pada halaman 14 terdapat uraian mengenai suku bangsa Kenyah-Kayan-Bahau, dimana masih terdapat ketidak-sepakan dalam pembagian:

"Hose en Mac Dougall rekenen de Bahau tot de stammengroep der Kajan; Nieuwenhuis is echter van oordeel dat de Bahau een afzonderlijke groep vormen. Dit ras heeft volgens Nieuwenhuis als gemeenschappelijk stamland de Apo Kajan, van waaruit ze later naar verschillende zijden zouden zijn uitgezwermd. Die Kenja zijn na veel omzwervingen later weer in de Apo Kajan teruggekeerd..."

Terjemahannya:

"Hose dan Mac Dougall menggolongkan Bahau ke dalam kelompok suku Kayan; Nieuwenhuis sebelumnya menggolongkan Bahau ke dalam kelompok tersendiri. Suku ini menurut Nieuwenhuis berasal dari App Kayan, yang belakangan tersebar ke berbagai penjuru. Kenyah setelah melakukan banyak pengembaraan akhirnya kembali pada Apo Kayan..."

Selanjutnya terdapat banyak tabel mengenai pembagian lebih terperinci berbagai kelompok suku di Kalimantan beserta tempat kediamannya, sebagai contoh akan dikutipkan tabel dari halaman 25:

Stammen               Geschlachten                  Woonplaats                  Bron, waaruit het
                                                                                                               gegeven geput is
(Suku)                   (Pembagian)                        (Tempat)                     (Sumber)

Ot Benoeoe                                             boven Lahai (Lahai hulu)       Mallinckrodt,
                                                                                                              Bijdragen K.I.
                                                                                                               1927 ...

Ot Toehoep                                                   beneden Toehoep
                                                                      (Tuhup hilir)

dan seterusnya.

Banyak terdapat tabel-tabel seperti ini, sehingga dapat menjadi informasi berharga mengenai pembagian suku Dayak beserta tempat kediaman masing-masing.

Di dalam buku ini diuraikan pula adat istiadat dalam menerima tamu, seperti pada halaman 59:

"Het ceremonieel, dat zulk een vreemde in Kotawaringin moet doormaken, beschreef ik in een opstel over de dorpsofferplaatsen van de Dajaks van Kotawaringin (2). Men ziet daarin zeer goed de strekking der magische handelingen. Ook elders vreest men de magie der vreemdelingen (duivelsdragers). Zoo schrijft Elsthout (3):

Over het algemeen heeft een Kenja liever geen vreemdelingen in zijn huis....."

Terjemahannya:

"Upacara yang hendaknya dijalankan oleh orang asing di Kotawaringin, telah saya paparkan dalam bagian mengenai tempat-tempat persembahan desa suku Dayak di Kotawaringin. Hal ini memperlihatkan dengan sangat baik pengaruh ilmu gaib. Di kawasan lainnya, orang takut terhadap ilmu gaib yang dimiliki orang asing (penguasa roh jahat). Demikianlah yang ditulis oleh Elsthout:

Secara umum orang Kenyah tidak menerima orang asing di rumahnya...."

Selain itu, terdapat pula ulasan mengenai adat istiadat perkawinan, perkara pembunuhan, dan lain sebagainya.

Berminat kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Jumat, 25 Oktober 2013

BUKU KARYA JENDERAL VO NGUYEN GIAP SANG PEMENANG PERANG VIETNAM

BUKU KARYA JENDERAL VO NGUYEN GIAP SANG PEMENANG PERANG VIETNAM

Ivan Taniputera
26 Oktober 2013



Judul: People's War People's Army
Pengarang: General Vo Nguyen Giap
Penerbit: Foreign Languages Publishing House, Hanoi, 1961
Jumlah halaman: 217
Bahasa: Inggris

Ini merupakan buku yang sangat cocok bagi para penggemar sejarah Perang Kemerdekaan Vietnam. Pada bagian kata pengantar penerbitan (Publisher's Note) tertera sebagai berikut:

"We are very pleased to publish the English translation of a series of articles by General Vo Nguyen Giap, member of the Political Bureau of the Central Commitee of the Vietnam Workers' Party, Vice-Premier and Minister for National Defence of the Democratic Republic of Viet Nam, Commander-in-Chief of the Viet Nam People's Army.

In these articles, the author introduces the liberation war waged by the Vietnamese people, the features of that war, and deals with the reason for victory; mobilisation of the entire people, setting up of a people's army...."

Terjemahannya:

"Kami sangat puas menerbitkan terjemahan bahasa Inggris bagi serangkaian artikel karya Jenderal Vo Nguyen Giap, anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Pekerja Vietnam, wakil perdana menteri dan menteri pertahanan nasional Republik Demokrasi Viet Nam, pemimpin komando Tentara Rakyat Viet Nam.

Dalam artikel-artikel ini, pengarang memperkenalkan perang pembebasan yang dilancarkan oleh rakyat Vietnam, sifat-sifat perang tersebut, dan membahas alasan bagi kemenangan; penggerakan seluruh rakyat, membentuk suatu tentara rakyat....."

Berikut ini adalah beberapa kutipan dari buku tersebut.

Pada bagian "The Vietnamese People's War of the Liberation Against the French Imperialist and the American Interventionists" (1945-1954)" dibahas mengenai latar belakang sejarah dan geografi Vietnam, di halaman 11 dapat kita baca:

"Vietnam is one of the oldest countries in South-east Asia.
Stretching like an immense S along the edge of the Pacific, it includes Bac Bo or North Viet Nam which, with the Red River delta, is a region rich in agricultural and industrial possibilities, Nam Bo or South Viet Nam, a vast alluvial plain furrowed by the arms of the Mekong and especially favourable to agriculture, and Trung Bo or Central Viet Nam, a long, narrow belt of land joining them. To describe the shape of their country, the Vietnamese like to recall an image familiar to them: that of a shoulder pole carrying a basket of paddy at each end."

Terjemahannya:

"Vietnam adalah salah satu negara tertua di Asia Tenggara.
Membentang laksana huruf "S" raksasa di sepanjang tepian Pasifik, ia mencakup Bac Bo atau Viet Nam utara, yang bersama delta Sungai Merah, merupakan kawasan kaya akan peluang-peluang pertanian dan industri, Nam Bo atau Viet Nam Selatan, kawasan luas dataran aluvial yang dibentuk oleh lengan-lengan Sungai mekong dan terutama cocok bagi pertanian, dan Trung Bo atau Viet Nam Tengah, yakni dataran sempit laksana sabuk yang menyatukan keduanya. Saat menggambarkan mengenai negeri mereka, orang Vietnam gemar mengenang suatu gambaran yang akrab dengan mereka: yakni kayu pikulan pembawa keranjang padi di tiap ujungnya."

Buku ini juga dilengkapi dengan peta-peta terkait strategi militer yang diambil.

Pada halaman 90 dapat kita baca:

"Our Party led the people in Nam Bo to wage a resistance war against the French colonialists. To sperhead all its forces at the principal enemy, the Party carried out the line of winning more friends and less enemies, endeavoured to widen the national united front, founded the Viet Nam National United Front (called Lien Viet for short), united all forces which could be united, neutralised all those which could be neutralised and differentiated between forces which could be differentiated. At the same time, it consolidated power, developed and consolidated the armed forces, elected the National Assembly and formed the Government of coalition for the Resistance."

Terjemahannya:

"Partai kami memimpin rakyat Nam Bo melancarkan perang perlawanan terhadap penjajah Perancis. Mengarahkan seluruh kekuatan pada musuh utama, Partai menjalankan kebijakan memenangkan lebih banyak kawan dan lebih sedikit musuh, berupaya memperluas barisan persatuan nasional, mendierikan Barisan Persatuan Nasional Viet Nam (secara ringkas disebut Lien Viet), menyatukan segenap kekuatan yang dapat disatukan, menetralkan segala sesuatu yang dapat dinetralkan, serta mendiferensiasi antar kekuatan yang dapat didiferensiasikan. Pada saat bersamaan, ia menyatukan kekuatan, mengembangkan serta menyatukan kekuatan-kekuatan bersenjata, memilih anggota Dewan nasional serta membentuk pemerintahan koalisi bagi perlawanan."

Bagi yang berminat kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Jumat, 11 Oktober 2013

BUKU MENGENAI SEJARAH HUBUNGAN INDONESIA-INDIA

BUKU MENGENAI SEJARAH HUBUNGAN INDONESIA-INDIA 

Ivan Taniputera
11 Oktober 2013



Judul: Hubungan Indonesia-India Sepandjang Masa
Penerbit: Kempen, Djakarta, 1950
Jumlah halaman: 71

Daftar Isinya adalah sebagai berikut:

1.Hubungan Indonesia-India sepandjang masa.
2.Beberapa tjatatan mengenai P.M. Pandit Nehru.
3.Perdjuangan kemerdekaan India.
4.Perkembangan Ekonomi India.
5.Pergerakan Wanita India.
6.Pedato Sambutan J.M. Menteri Penerangan.

Pada kata pengantar dapa kita baca sebagai berikut:

"Kiranja kita sekalian telah mengetahui betapa banjaknja hubungan antara Indonesia dan India, dan betapa besar pula hasrat kedua negara itu untuk saling membantu, terutama dalam tahun2 jang achir ini, pada waktu kedua negara dan bangsa itu berada pada puntjak perdjuangannja untuk memperoleh kemerdekaan.

Kundjungan Presiden Soekarno ke India dalam bulan Djanuari tahun ini, begitupun djuga kundjungan Perdana Menteri India Pandit Nehru ke Indonesia sekarang ini, mengandung maksud untuk lebih mempererat lagi hubungan antara kedua negara itu..."

Berikutnya di halaman 10 disebutkan:

"Antara Indonesia dan India telah sedjak dari dulu ada hubungan jang erat. Terutama adanja hubungan kebudajaan antara kedua negara itu tampak njata kalau kita memperhatikan tjiptaan2 kebudajaan seperti misalnja tjandi2 Borobudur dan Perambanan, untuk menjebut jang penting2 sadja. Banjaknja persamaan antara tjandi2 itu dengan tjandi2 jang terdapat di India, sekalipun ditjiptakan oleh ahli2 jang berlainan bangsanya....."

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Kamis, 10 Oktober 2013

BUKU KUNO MENGENAI INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN SULAP

BUKU KUNO MENGENAI INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN SULAP

Ivan Taniputera
10 Oktober 2013


Judul: Boekoe Koentji Doenia: Terisi Roepa Roepa Pengatahoean Penting Tentang Industrie Dan Pendapatan Gaib Jang Berfaedah Oentoek Penghidoepan Dan Pergaoelan Oemoem
Penulis: Mr. Elelha
Penerbit: Boekuitgever "Himalaja", Soerabaja, [tanpa tahun terbit, tapi masih menggunakan ejaan van Ophuysen]
Jumlah halaman: 48

Ini merupakan buku mengenai industri rumah tangga (home industry) dan beberapa trik sulan. Berikut adalah daftar isinya:



Sebagai contoh adalah membuat sabun wangi pada halaman 24:

"Djika maoe bikin saboen wangi, baiklah orang timbang 24 Kg. Minjak kelapa, 36 Kg. Reuzel, dan 30 Kg. Natronloog dari 40 Beaume.

Dan kaloe soeda menjdadi saboen, sabelon diangkat boeat ditjitak, baiklah lebi doeloe orang tjampoerken 250 gram Bittere Amandelolie, dan 120 gram Bergamotolie.

Soepaja itoe saboen lebi gampang djadi, dan djoega soepaja lebi banjak berboesah, baiklah kaloe kapan orang tjampoerken banjaknja 5% Kaliloog, dari djoemlahnja Natronloog jang misti dipake.

Apabila soeda djadi ini saboen wangi, dinamakennja Amandelzeep."

Selain itu terdapat pula berbagai teknik sulap yang menarik, seperti bagaimana membuat buah apel menari, membuat selada hijau menjadi merah, jeruk dipotong di dalamnya bisa terdapat uang logam, dan lain sebagianya.

Berminat foto kopi, hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Rabu, 09 Oktober 2013

KITAB NAN HOA KING DJILID II

KITAB NAN HOA KING DJILID II

Ivan Taniputera
9 Oktober 2013



Judul: Nan Hoa King (Chuang Tze) Philosophie Taoisme bagian 4 djilid II: Dunianja Manusia
Penulis: Kwee Tek Hoay
Penerbit: Swastika Surakarta, 1950
Jumlah halaman: 101

Buku ini memaparkan mengenai filsafat Zhuangzi beserta penjelasannya. Berikut ini adalah kutipan dari halaman 2:

"Oleh karena kita hidup di antara manusia, kita tidak bisa mendjauhkan diri dari mereka. Tapi dunianja manusia selalu tidak tetap (berubah-ubah); turunan jang satu ada berbeda dengan jang lain. Melainkan orang jang bisa tidak mengandung pikiran membentji atau ingin menentangin, dan tidak mendesak mengutamakan dirinja sendiri, nanti bisa mengikutin itu perubahan-perubahan dengan tidak mengalamkan hal-hal jang tidak enak.-..."

Pada buku ini, Kwee Tek Hoay juga melakukan perbandingan antara terjemahan Legge dan Fung Yu-lan (halaman 3):

"Salinannja Dr. Yu-lan Fung kemungkinan ada lebih tjotjok dan benar, dengan apa jang ada dalam huruf Tionghoa, tapi salinannja Legge, jang hanja ambil maksdjnja sadja, kelihatannja ada lebih terang dan mudah dimengerti. Maski demikian tudjuan udjar diatas masih terlalu dalam untuk orang dapat fahamkan dengan sepintas lalu. Disitu ada diundjuk bahwa pri kebenaran sedjati harus dipegang sepenuhnja dengan tidak menjimpang ke kanan-kiri, sebab kapan mulai ditjampuri dengan perimbangan jang mengenakan kepentingan diri sendiri, pada urusan negeri, kefaedahan guna orang banjak atau untuk keduniaan, lalu mesti menggunakan banjak tjara-tjara berlainan jang saling bertentangan, tidak ada ketetapannja lagi, hal mana mendjadi sebab dari timbulnja segala matjam keruwetan dan kekalutan pikiran."

Halaman 44:

Chuang Tze lagi berdjalan-djalan di suatu gunung ketika ia melihat sebuah pohon besar dengan tjabang-tjabang gede dan berdaun gomblok. Seorang tukang kaju lagi mengaso di sampingnja tapi tidak mau ganggu itu pohon ketika ditanja apa sebabnja, ia bilang itu pohon kajunja tidak bisa dipakai sama sekali. Kemudian Chuang Tze berkata: "Ini pohon, lantaran tidak berguna maka bisa hidup sampai tjukup menurut usianja jang sewadjarnja." Sasudah berlalu dari itu gunung Chuang Tze menginap di rumah satu sahabatnja, jang terima kedatangangnja dengan sangat girang, dan lalu perentah kokonja potong satu gangsa untuk direbus. Itu koki berkata: "satu dari itu gansa-gangsa bisa berbunji, jang lain tidak. Jang manatah mesti dipotong?" Si tuan rumah mendjawab: "Potong sadja itu jang tidak bisa berbunji." ......"

Bagi yang berminat fotokopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Sabtu, 05 Oktober 2013

BUKU YANG BAGUS MENGENAI UNDANG-UNDANG SWAPRAJA (ZELFBESTURENDE LANDSCHAPPEN) DI INDONESIA

BUKU YANG BAGUS MENGENAI UNDANG-UNDANG SWAPRAJA (ZELFBESTURENDE LANDSCHAPPEN) DI INDONESIA

Ivan Taniputera
5 Oktober 2013



Judul buku: De Zelfbesturende Landschappen Buitengewesten (Keradjaan-keradjaan Boemipoetera Jang Berhak Memerintah Sendiri): Berikoet Politiek Contract, Korte Verklaring, Peratoeran Zelfsbestuur, Serta Pemandangan Lengkap Jang Berhoeboeng Dengan Masaalah Itoe.
Penulis: Moehamad Said
Penerbit: N.V. Handelmaatschappij en Drukkerij, "Sinar Deli," Medan, 1937
Jumlah halaman: 353.

Adapun daftar isinya adalah sebagai berikut:




Buku ini berisikan berbagai aturan dan seluk beluk mengenai swapraja atau Zelbesturende Landschappen, yakni daerah-daerah kerajaan atau berpemerintahan sendiri yang pernah ada di negara kita. Pada halaman 5 hingga 25 diulas mengenai "Ichtisar sedjarah keradjaan-keradjaan Melajoe." Berikut ini adalah sedikit kutipannya:

"Kata orang jang soeka memperhatikan tarich atau sedjarah, adalah radja2 Melajoe di negeri-negeri kita ini, berasal dari ketoeroenan Soeltan Iskander Dzoelkarnain (Alexander de Groote), maharadja Roem jang besar dizaman poerbakala. Kata setengah orang poela, pendoedoeknja berasal dari pengikoet-pengikoet Nabi Noeh jang terdjatoeh dari bahteranja, laloe dihanjoetkan oleh aroes terdampar diseboeah beting jang baharoe timboel disebelah Minangkabau. Mereka itoe mendirikan perkampoengan disana, akan tetap sampai dimana kebenaran tjeritera ini tiadalah dapat diboektikan orang dengan sebenernja.

Demikianlah seorang bendahara radja Malaka jang bernama Tun Sri Lanang, kira-kira tiga ratoes tahoen jang laloe telah merasa betapa keperloeannja memboekoekan sedjarah keradjaan-keradjaan itoe........

Menoeroet boekoe ini Soeltan Iskander jang kawin dengan poetri radja Hindi, mendapat anak, toeroen temoeroennja beberapa kali itoelah jang bernama Radja Soeran, melawat ke Semenandjoeng Malaka, kawin dengan poetri radja Astaboel Ardi, serta mendapat poetra tiga orang. Mereka ini pergi ke Palembang, djatoeh di Boekit Sigoentang. Seorang diantaranja bernama Sang Si Perba diradjakan disana, meradjai keradjaan Palembang jang besar jang sesoenggoehnja didalam sedjarah lebih terkenal dengan nama Sriwidjaja. (Abad ke-7).

Radja Sang Si Perba mendjadjah ke Bintan (Riau); anaknja kawin denga poetri Ratoe Riau, jang kemoedian diradjakan menggantikan Ratoe Riau itoe. Ketoeroenan inilah teroes meneroes meradjai disana sampai kepada Sri Pikrama Wira (1208-1223), Sri Rana Wirakerna (1223-1236), toeroen kepada Padoeka Sri Maradja (1236-1249), sampai kepada Radja Iskander Sjah..."

Pada halaman 40 dibahas mengenai kedudukan kerajaan-kerajaan berpemerintahan sendiri atau umum disebut swapraja tersebut:

"C. Positie keradjaan-keradjaan jang berperintah sendiri.

"Sebagi kita terangkah di atas adalah segala peratoeran-peratoeran oemoem (algemeene verordeningen) jang ditetapkan oleh pemerintah atau badan jang berhak mengatoer oendang-oendang tiada berlakoe dalam daerah Zelfbestuur dan rakjatnja, apabila bertentangan dengan hak memerintah sendiri itoe.

Peratoeran Oemoem itoe atau lebih tegas Atoeran Pemerintahan Hindia itoe berbitjara sedikit sekali didalam hal oeroesan jang mengenai lansoeng dengan keradjaan-keradjaan jang berperintah sendiri.

Selain dari pada pasal 7 ajat 2 itoe, ada poela ditentoekan di sana dalam pasal 34 Indische Staatsregeling, jang boenjinja:

(1) De Gouverneur Generaal sluit verdragen met Indische Vorsten en Volken.

(2) Van de inhoud dier verdragen wordt door den Koening mededeeling gedaan aan de beide kamers der Staten Generaal zoodra Hij oordeelt dat het belang en de zekerheid van het Rijk en van Nederlandsch Indie zulks toelaten...."

Pada halaman 73 terdapat aturan sebagai berikut mengenai telekomunikasi:

"Oeroesan taligrap (kawat oedara) dan talipon [talipon oedara], ketjoeali perhoeboengan bagi kepentingan mendjalankan pemerintahan dalam landschap itoe, sekedar memasang dan mengoesahakan telegrap dan talipon itoe, diserakan kepada Zelfsbestuur itoe dengan pengawasan Gouvernement."

Selanjutnya pada buku ini terdapat nama raja-raja yang menanda-tangani kontrak dengan pemerintah kolonial pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Bagi yang berminat foto kopi, hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Kamis, 03 Oktober 2013

BUKU YANG SANGAT BAGUS MENGENAI DEWA-DEWI HINDU

BUKU YANG SANGAT BAGUS MENGENAI DEWA-DEWI HINDU

Ivan Taniputera
3 September 2013



Ini merupakan literatur yang sangat komprehensif dan lengkap mengenai dewa-dewi Hindu.

Judul: Hindu Mythology: Vedic and Puranic
Penulis: W. J. Wilkins
Penerbit: Thacker, Spink & Co., 1913
Jumlah halaman: 510
Bahasa: Inggris

Berikut ini adalah daftar isinya:










Berikut ini adalah beberapa ilustrasi pada buku tersebut:





Kita akan mengutipkan sedikit dari buku tersebut.

Halaman 93:

CHAPTER II

BRAHMA

BRAHMA is regarded as the Supreme Being, the God of gods, of whom Brahma, Vishnu, and Siva are manifestations. It is true that, in some verses of the Vedas, attributes ascribed to him are also ascribed to other deities, and in some of the Puranas various gods are said to be identical with the supreme Brahma; neverteless Brahma is regarded by the Hindus (for which opinion thre is abundant authority in their scriptures) as the Supreme God-the origin of all the others and of whom they are manifestations. thus we read in the "Atharva-Veda" - "All the gods are in (Brahma) as cows in a cow-house."......"

Halaman 108:

SARASVATI:

Brahma's wife is Sarasvati, the goddess of wisdom and science, the mother of Vedas, and the inventor of the Devanagari letters. She is represented as a fair young woman, with four arms. With one of her right hands she is presenting a flower to her husband, by whose side she continually stands; and in the other she holds a book of palm leaves, indicating that she is fond of learning..."

Bagi yang berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Selasa, 01 Oktober 2013

BUKU KENANG-KENANGAN 48 TAHUN SEKOLAH TIONG HWA HWEE KOAN (THHK)

BUKU KENANG-KENANGAN 48 TAHUN SEKOLAH TIONG HWA HWEE KOAN (THHK)

Ivan Taniputera
1 Oktober 2013



Buku kenang-kenangan ini sebagian besar ditulis dalam bahasa Mandarin, meskipun demikian di bawah foto-fotonya terdapat keterangan berbahasa Indonesia. Di bagian belakang terdapat pula iklan-iklannya. Jumlah halaman tidak diketahui, karena buku ini tidak disertai penomoran halaman. Namun penghitungan secara manual menghasilkan 53 lembar atau kurang lebih setera dengan 106 halaman.

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.








Jika berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.