BUKU TENTANG ATURAN-ATURAN (BESLUIT) KELUARAN RESIDEN KEDIRI TAHUN 1923
Ivan Taniputera
18 November 2013
Judul:
Pertalan (Toeroenan) Petikan saking Register-register Besluitipoen
Padoeko Kangdjeng Toewan Resident KEDIRI tanggal 8 Januari 1923.
Penerbit: Boedi Karjo, Kediri, 1923
Jumlah halaman: 7
Bahasa: Jawa dengan ejaan van Ophuysen.
Ini
merupakan buku tentang berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh residen
Kediri pada tahun 1923. Berikut ini adalah berbagai kutipan yang
berasal dari buku peraturan tersebut:
"Amaos serat
oendang-oendang saking Padoeko Kangdjeng Toewan Gouvernements Secretaris
katiten tanggal kaping 22 October 1922 No. 29460/ III B, sarto serat
saking Padoeko Kangdjeng Toewan Directeur Binnenlandsch-Bestuur tanggal
kaping 20 November 1922 No. 12220/ A.1.
Oegi sampoen
amaos serat saking voorzitter Algemeen Syndicaat (hinggih poeniko
pakempalanipoen fabriek-fabriek gendis) hing djadjahan Hindia Nederland
tanggal kaping 22 November 1922 No. 2. 26175 doemateng Padoeko Kangdjeng
Toewan Directeur Binnenlandsch-Bestuur, lan seratipoen Padoeko
Kangdjeng Toewan Directeur Binnenlandsch Bestuur tanggal 29 December
1922 No. 13626/ A.1...."
Terjemahan:
"Membaca
surat undang-undang yang berasal dari Paduka Kangjeng Tuan Sekretaris
Pemerintahan tertanggal 22 Oktober 1922 No. 29460/ III B, serta surat
dari Paduka Kangjeng Tuan Direktur Departeman Dalam Negeri tanggal 20
November 1922 No. 12220/ A.1.
Juga setelah membaca
surat dari pengawas Perkumpulan Umum (yakni perkumpulan pabrik-pabrik
gula) di tanah jajahan Hindia Belanda tertanggal 22 November 1922 No. 2.
26175 kepada Paduka Kangjeng Tuan Direktur Departemen Dalam Negeri, dan
surat Paduka Kangjeng Tuan Departemen Dalam Negeri tertanggal 29
Desember 1922 No. 13626/ A.1....."
Kemudian terdapat undang-undang terkait pertanahan. Sebagai contoh di halaman 4 terdapat definisi mengenai jenis-jenis tanah:
"Fatsal 1.
Maksoedipun siti doesoen hing ngriki hinggih poenika:
a.siti
kongsi giliran hingkang mitoeroet adat tjaranipoen hing doesoen ngrikoe
dipoen garap dateng tijang hingkang gadah bagean (gogol).
b.siti doesoen hingkang miroenggo (sanes siti bengkok lan sanes siti gogolan).
c.siti bengkok parentah doesoen."
Terjemahan:
"Pasal 1
Arti tanah dusun di sini yaitu:
a.tanah kongsi yang menurut adat di dusun tersebut dikerjakan oleh orang yang mendapatkan bagi hasil (gogol).
b.tanah dusun yang berupa tanah "mirunggo" (bukan tanah bengkok dan bukan tanah gogolan).
c.tanah bengkok milik dusun."
Selanjutnya terdapat pula aturan mengenai penyewaan tanah.
"Fatsal 2.
Menawi doesoen bade njewakaken siti waoe, kedah sarono dipoen poetoes ing salebetipoen pakempalan doesoen (desavergadering)."
Terjemahan:
"Pasal 2.
Jika dusun hendak menyewakan tanah tersebut, harus diputuskan dalam musyawarah desa (desavergadering)."
Buku ini sangat penting bagi mereka yang tertarik dengan sejarah agraria atau undang-undang penyewaan tanah di zaman kolonial.
Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar