BUKU KENANG-KENANGAN ORGANISASI PEMUDA TIONGHOA CHUNG-HSIOH BATAVIA
Ivan Taniputera
2 Juni 2014
2 Juni 2014
Judul: Gedenkboek Chung-Hsioh, Batavia: September 1915-1935
Jumlah halaman: 53
Bahasa: Belanda
Ini
adalah buku kenang-kenangan salah satu organisasi pemuda Tionghoa pada
zaman Hindia Belanda. Berikut ini adalah daftar isinya.
Pada halaman 6 terdapat uraian sebagai berikut:
"De
Chung Hsioh, de welbekende Chineesche jeugdvereeniging viert heden haar
jubileum. Dit beteekent een mijlpaal in den vooruitgang van de
Chineesche jeugd. Dit jubileum bewijst, dat het gevoel van
eensgezindheid en saamhoorigheid onder de Chineesche jongelieden..."
Terjemahan:
Chung
Hsioh, persatuan pemuda Tionghoa yang terkenal di dunia akan merayakan
dua puluh tahun keberaannya. Ini merupakan tonggak dalam kemajuan pemuda
Tionghoa. Peringatan ini membuktikan rasa persatuan dan kebersamaan
para pemuda Tionghoa....."
Berikut ini adalah pengalaman salah
seorang pemuda di Jepang yang tidak lagi mengenal lagi kebudayaan
Tionghoa, padahal orang Jepang lebih mengenalnya:
"In Tokio heb
ik in gezelschap van een Japansche student, by wie ik logeerde, een
bezoek gebracht aan de normaalschool voor opleiding van Japansche
onderwyzers in de Chineesche Klassieken (dit is een verplicht vak in de
middle school en universiteiten). Op myn vraag welke Chineesche
klassieken in het byzonder behandeld werden, kreeg ik van de head-master
tot antwoord: From O-yo-mei to Confucius. En op myn vraag: But who is
O-yo-mei? Keek hy me perplex aan, nam een stukje papier en schilderte
vol eerbied en toewyding de naam van O-yo-mei in Chineesche karakters.
Ik schudde m'n hoofd, I am sorry.... U had de wereld van onbegrypen
moeten zien die uit het gansche wezen van de Japansche literator sprak!
Voor de nationalistische Japanner en bewonderaar van de Chineesche
filosofie is het 't achtste wereldwonder dat een Chinees de Chineesche
ideographie niet verstaat terwyl deze toch de geest en de ziel is het
van het Chineesche ras! En m'yn Japansche student-gastheer siste me
verontwaardigd in de ooren: That is Wang Yang Ming, you fool! Ik wist
niet waar ik mijn gezicht moest verbergen..."
Terjemahan:
"Di
Tokio dengan disertai seorang mahasiswa Jepang, yang padanya saya
menginap, saya mengadakan kunjungan ke sekolah untuk mendidik para guru
dalam Kesusasteraan Klasik China (suatu pelajaran wajib di sekolah
menengah dan perguruan tinggi). Saya bertanya kesusasteraan klasik China
manakah yang terutama diajarkan. Dari kepala sekolah saya mendengarkan
jawaban: Dari O-yo-mei hingga Konfusius. Saya lalu bertanya: Siapakah
O-yo-mei itu? Melihat saya dengan bingung, ia mengambil secarik kertas
dan menulis dengan hormat serta penuh perhatian nama O-yo-mei, dalam
aksara China. Saya menggelengkan kepala saya, Maaf.... Anda pasti
membicarakan mengenai kesusasteraan klasik Jepang yang tidak saya
mengerti! Bagi seorang nasionalis Jepang dan pengagum filsafat China
pasti merupakan keajaiban dunia kedelapan jika seorang Tionghoa tidak
dapat memahami aksara China, padahal itu merupakan pikiran dan jiwa
bangsa Tionghoa. Lalu mahasiswa yang menjadi tuan rumah saya berbisik
dengan marah ke telinga saya: Itu adalah Wang Yang Ming, bodoh! Saya
tidak tahu ke mana saya harus menyembunyikan wajah saya."
Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:
Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar