BUKU KUMPULAN TULISAN MENGENAI ORANG TIONGHOA ZAMAN HINDIA BELANDA.
.
Ivan Taniputera.
15 Juli 2016
.
.
Judul: Mr P. H. Fromberg Verspreide Geschriften
Penulis: Mr. P. H. Fromberg (Pieter Hendrik Fromberg, 1857-1924)
Penerbit: Leidsche Uitgevermaatshappij, Leiden, 1924
Jumlah halaman: 815
Bahasa: Belanda.
.
Buku
ini merupakan berbagai kumpulan tulisan Fromberg mengenai orang
Tionghoa di Indonesia pada zaman Hindia Belanda dan juga berbagai aturan
perundangan terkait dengannnya,
.
Sebagai contoh di dalamnya terdapat tulisan mengenai pergerakan dan keadaan orang Tionghoa di Jawa:
.
“Inlanders
mochten over Java reizen zoender pas. De chineesche opkooper van
rjist, tabak, kapok, enz., daarentegen moest zich voor elken tocht van
de kota naar de plaats van opkoop bij het bestuur van een reispas
voorzien...” (halaman 405).
.
Terjemahan:
.
“Kaum
bumiputera yang dapat mengadakan perjalanan di Jawa tanpa izin. Para
pedagang beras, tembakau, kapas, dan lain sebagainya dari kalangan
Tionghoa sebaliknya setiap kali mengadakan perjalanan dari kota ke
tempat pembelian harus meminta surat izin dari pemerintah..”
.
“Voor
het onderwijs van het chineesche kind werd niets gedaan. De term
“inlandsche bevolking”, in art. 125 van het regeer, reglement, hetwelk
den Gouverneur-generaal opdraagt vor het oprichten van scholen ten
dientste der inlandsche bevolking te zorgen, omvat niet de met haar
gelijkgestelde....” (halaman 405).
.
Terjemahan:
.
“Mengenai
pendidikan anak-anak Tionghoa tidak ada yang dilakukan. Istilah
“penduduk bumiputera,” menurut pasal 125 dan demikian pula perintah
gubernur jenderal tentang pendirian sekolah-sekolah bagi penduduk
bumiputera, tidak mencakup yang disetarakan dengan mereka...”
.
Selanjutnya terdapat pula beberapa stastistik mengenai pendidikan anak-anak Tionghoa di masa itu:
.
“Trekt
men van de 3525 kinderen van Vreemde Oosterlingen (zie bl. 112 Algem.
Verslag), de 2697 kinderen af die de Hollandsch-Chineesche scholenn
bezochten, dan houdt men 828 kinderen van Vreemde Oosterlingen over, die
op de Euroapeesche scholen waren toegelaten.....” (halaman 486).
.
Terdapat pula penjelasan bahwa anak-anak Tionghoa tidak diperkenankan memasuki sekolah-sekolah pemerintah:
.
“Geen
betere illustratie dan het bericht in de “Javabode” van Nov. 1910
inhoudende, dat “de oud-luitenant der Chineezen te Meester-Cornelis,
Gouw Eng Djian, ontslag heeft gevraagd als lid van den gemeenteraad
aldaar, omdat hij geen zitting kon nemen in den raad eener gemeente,
waar zijn kinderen de gouvernementsscholen niet mogen bezoeken. De
oud-luitenant leidde dit laatste af uit de afwijzende beschikking welke
de Regeering genomen had op het verzoek van den kapitein-titulair Oey Ek
Kian om de beperkende bepalingen in zake de toelating van Chineesche
kinderen tot de Europeesche scholen in te trekken.” (halaman 486).
.
Terjemahan:
.
“Tiada
gambaran lebih baik sebagaimana yang dimuat dalam surat kabar "Java
Bode" November 1910 yang menyatakan bahwa "mantan letnan Tionghoa di
Bogor, Gouw Eng Djian, sewaktu ditanya sebagai anggota Dewan Kota sana,
kendati ia tidak dapat memberikan suara pada dewan sutu kota,
anak-anaknya tidak diperkenankan memasuki sekolah-sekolah pemerintah .
Mantan Letnan terakhir tersebut menyimpulkannya berdasarkan penolakan
Pemerintah atas permintaan kapten-kohormatan Oey Ek Kian mengenai
pencabutan ketentuan persyaratan sehubungan penerimaan anak-anak
Tionghoa ke berbagai sekolah Eropa.”
.
Selain
itu, di dalamnya juga dibahas mengenai undang-undang kepemilikan, sewa
tanah, pernikahan, pewarisan, dan lain sebagainya bagi orang-orang
Tionghoa.
Berikut ini adalah daftar isinya.
.
.
.
.
Berikut ini adalah berbagai contoh halamannya.
.
.
.
.
Berminat kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar