BUKU SELUK BELUK PERMAINAN KARTU CEKI (PEI)
Ivan Taniputera
23 November 2012
Saya
beberapa waktu yang lalu mendapatkan buku kuno tentang permainan ceki.
Uniknya buku ini ditulis dalam bahasa Jawa, karangan L. Darmasoemarta,
seorang mantri guru di daerah Muntilan. Penerbitnya adalah Druk
Kolff-Buning, Djokja. Sebenarnya yang saya cari adalah buku bagaimana
meramal dengan kartu ceki, namun dapatnya malah buku ini, yakni tentang
cara bermain ceki.
Adapun judul bukunya adalah "Panoentoen Kasoekan Pei" atau Penuntun Bermain Ceki.
Pada
bagian pembukaan dijelaskan sebagai berikut (halaman 5)-Saya akan
menerjemahkannya dari bahasa Jawa, hitung-hitung sebagai pengingat
belajar bahasa daerah dulu:
"Kertos poenika woedjoed
dlantjang kandel lan kaken, ingkang sasisih wonten gambaranipoen
warni-warni, soewalikipoen boten dipoen poenapak-poenapakaken, woenten
oegi ingkang soewalikipoen waoe kadamel warni blirik oetawi sanesipoen.
Ingkang woten gambaranippen waoe kawastanan ngadjeng; dene
soewalikipoen nama wingking. Ingkang moeroegaken wonten dolanan kertos
poenika bangsa Tiong Hoa."
Artinya: "Kartu itu terbuat
dari karton tebal dan kaku, yang satu sisi ada gambarnya
bermacam-macam, di bagian baliknya kosong, tapi ada juga yang diberi
warna belang-belang atau yang warna lainnya. Yang ada gambarnya itu
disebut bagian depan, sedangkan di sebaliknya disebut bagian belakang.
Yang memperkenalkan permainan kartu itu bangsa Tiong Hoa.
"
Kertos ingkang djangkep poenika namoeng warni 30. Dene aosipoen
namoeng warni 10, inggih poenika: 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10. Artinya: Kartu
yang lengkap itu hanya ada 30 buah. Tetapi jenisnya hanya berjumlah 10,
yakni 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.
Pada halaman 8 dan seterusnya dijelaskan mengenai aturan bermain ceki yang terinci, dibuka dengan:
"Mitoeroet
kawontenanipoen, dolanan pei poenika wosipoen kenging katjekak:
rebatan kartos (mawi pranatan) oetawi: nglempakaken kertos (mawi
pranatan). Jen sampoen rampoeng, ladjeng dipoen tanding katah-katahan
pengaosipun. Sinten ingkang angsal kertos katah pijambak, pengaosipoen
poenika ingkang menang. Ingkang dipoen tanding poenika pangaosing
kertos, sanes katahipoen kertos."
Artinya:
"Menurut
keadaannya, permainan pei itu aturannya dapat diringkas: berebut kartu
(sesuai peraturan) atau: mengumpulkan kartu (sesuai peraturan). Jika
sudah selesai, lalu ditandingkan siapa yang jenis kartunya terbanyak.
Siapa yang mendapatkan kartu paling banyak, jenisnya itulah yang
menang. Yang dipertandingan itu jenisnya kartu, dan bukan jumlahnya
kartu."
Dengan demikian berdasarkan buku ini, nampaknya
permainan kartu ini sudah cukup populer di kalangan rakyat, terbukti
dengan adanya buku cara bermain ceki yang berbahasa Jawa. Sebenarnya
sebuah permainan adalah permainan dan tidak ada kaitannya dengan judi.
Sayangnya ceki telah mendapatkan nama negatif karena seringnya
dipergunakan dalam perjudian. Permainan ini kini sudah agak langka, dan
jarang generasi muda yang mengenalnya. Padahal permainan ini
mencerminkan akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa, yang nampak
dari diberikannya nama-nama Jawa bagi masing-masing kartu. Dengan
demikian, permainan ini juga perlu dilestarikan karena merupakan salah
satu warisan budaya.
Bagi yang berminat foto kopi dipersilakan menghubungi ivan_taniputera@yahoo.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar