Selasa, 30 April 2013

Kisah Sodnam Drolma dari Tibet (The Wooing of Sodnam Drolma)

KISAH SODNAM DROLMA DARI TIBET (THE WOOING OF SODNAM DROLMA)

Ivan Taniputera
30 April 2013

BOLEH KOPI JIKA MEMERLUKAN. Hubungi ivan_taniputera@yahoo.com. Kisah Sodnam Drolma. Ditampilkan dalam format cerita bergambar. Kisah dari Tibet mengenai orang jahat yang akan mendapatkan balasan setimpal. Kunjungi terus http://www.facebook.com/groups/174165442735214/



Judul buku : The Wooing of Sodnam Drolma
Penulis : Wu Kuang-yu
Pelukis : Yao Yu-tuo dan Yao Yu-hsin.
Penerbit : Foreign Language Press, 1962.
Jumlah halaman : 46 halaman tulisan dan kurang lebih 46 halaman gambar.

Senin, 29 April 2013

BUKU PEMBELAAN TAN BOEN KIM (TANBOENKIM'S PLEIDOOI)

BUKU PEMBELAAN TAN BOEN KIM (TANBOENKIM'S PLEIDOOI)

Ivan Taniputera
30 April 2013




Saya mendapatkan buku yang sangat menarik ini, berisikan berbagai pembelaan terhadap kasus-kasus semasa zaman pemerintahan kolonial. Adapun data bukunya adalah sebagai berikut:

Judul : Tanboenkim's Pleidooi, terdapat tulisan

Moeat:

Pleidoinja Journalist-journalist, Advocaat-advocaat en Procureur ternama, jang belaken diri sendiri atawa clientnja lantaran persdelict, klachtdelict dan laen-laen perkara delict, kadjahatan atawa crimineel, depan sidang pengadilan di Indonesia.

Ditoelis Oleh: Tan Boen Kim-Batavia

Tjitakan Pertama

Terjitak dan terdjoeal oleh: Firma Sun Boen, Batavia.

Jumlah halaman adalah 143.

Adapun isi buku adalah sebagai berikut:

No.1 Pleidooinja Mr. Sartono dalem persdelictnja directeur "Keng Po" atas toedodehan mengasoet (Depan Landraad Betawi).
No.2 Pleidooinja hoofredacteur "Kiao Pau" dalam klachtdelictnja pada burgermeester Palembang (Depan landraad Palembang).
No.3.Pleidooinja Tan Boen Kim dalem papreksahan perkara membikin maloe satoe ambtenaar besar (Depan landraad Palembang).
No.4 Pleidooinya hoofredacteur "Benih Timoer" atas toedoehan mengganggoe prikeamanan. (Depan landraad Medan).
No.5 Pleidooinja Mr. Copes van Hasselt jang belakan nona C atas toedoehan menadah soerat-soerat berharga. (Depan Raad van Justitie Batavia).
No.6. Pleidooinja Mr. Burghardt jang belaken clientnja atas toedoehan membikin palsoe etiket jang digedeponeerd. (Depan landraad Soerabaja).
No.7. Pleidooinja Mr. de Neef jang belaken persakitan atas toedoehan meniroe merk dagang. (Depan landraad Betawi).
No.8. Pleidooinja Mr. Kan Kiam Ek jang belaken persakitan kerna tertoedoeh soeroe lakoeken pemboenoehan. (Depan landraad Meester Cornelis).
No.9. Pleidooinja toean Rochjani jang belaken persakitan dalam perkara boenoe. (Depan landraad Betawi).
No.10. Pleidooinja Mr. Hoorweg jang belaken clientnja dalem perkara djiwa. (Depan Raad van Justitie Batavia).
No.11. Pleidooinja Mr. Brouwer dalam spreekdelictnja pemimpin S.K.B. atas toedoehan boeat andjoeri pemogokan. (Depan landraad Padang).
No.12. Pleidooinja toean Tjokro Aminoto jang belaken persaktian atas toedoehan merampok. (Depan landraad Meester Cornelis).
No.13. Pleidooinja Mr. Petrus Casparus Kolff jang belaken persakitan dalem perkara perampokan besar (Depan landraad Grisse).
No.14. Pleidooinja Mr. Rozenberg jang belaken persakitan atas toedoehan bercomplot dalem perkara pelemparan bom. (Depan landraad Semarang).
No.15. Pleidooinja Mr. van de Wilde jang belaken persakitan atas toedoehan menggelapken barang-barang. (Depan landraad Betawi).

Setelah membaca buku tersebut, saya mengetahui bahwa ternyata orang Tionghoa juga melawan diskriminasi yang dilakukan terhadap mereka oleh penjajah. Kasus pertama adalah tuduhan terhadap Hauw Tek Kong, direktur Keng Po, yang dibela oleh Mr. Sartono. Hauw Tek Kong dituduh melontarkan artikel hasutan melawan orang-orang Belanda:

"Toean Hauw ditoentoet atas toedoehan mengasoet dengen soerat tertjitak di kalangan oemoem boeat mendjalanken kadjahatan aniaja, jang ditetepken dan bisa terhoekoem dengan kakoeatannja fatsal 351 dari Wetboek van Strafrecht-djoega telah kasi atawa boeka perasahan orang banjak aken terbitken kabentjian dan menghina pada Blanda atawa sagolongan rahajat Blanda." (halaman 14).

Mr. Sartono menyatakan pembelaannya bahwa itu bukanlah suatu hasutan langsung, karena menurut hukum bahwa hasutan itu harus dilakukan secara langsung (asoetan jang direct baroe bisa dihoekoem-halaman 16). Beliau mempertanyakan:

"Apa toelisannja toean Hauw Tek Kong dalem itoe satoe serie jang termoeat di Keng Po, bisa dinamaken direct mengasoet?" - halaman 16.

Dalam pembelaannya Mr. Sartono menyebutkan bahwa tulisan Hauw Tek Kong: "Ka ini djoeroesan persatoean, orang Tionghoa haroes menoedjoe, baroe laen bangsa tida brani berboet sasoeka-soeka dan itoe oetjapan "hij is maar een Chinees" tida' aken kaloear lagi dari bibirnja Blanda; dan itoe tempo boekan ratoesan, hanja riboean orang Tionghoa maski zonder diminta, nanti serahken dirinja sabagi samseng, boekan boeat bales satoe kemplang dengan satoe kemplangan, hanja dengan satoe tikeman piso jang 25 c.m. pandjangnja dan beroedjoeng sanget tadjem." halaman 16-17.

Kalimat di atas tidak dapat dianggap menghasut, demikian menurut Mr. Sartono, karena tujuannya adalah mempersatukan bangsa Tionghoa. Oleh karenanya membaca kutipan di atas kita mengetahui bahwa orang Belanda dahulu sering pula merendahkan bangsa Tionghoa. Ungkapan "hij is maar een Chinees" yang berarti "Ia hanya seorang Tionghoa," merupakan wujud sikap merendahkan orang Belanda terhadap orang Tionghoa.

Berkat pembelaannya tersebut, Hauw Tek Kong yang ketika itu juga sedang menderita sakit dapat dibebaskan dari hukuman penjara dan hanya dijatuhi hukuman sejumlah kecil denda saja. Mengenai Mr. Sartono terdapat keterangan sebagai berikut:

"Mr Sartono ada satoe advocaat en procureur di Batavia jang terkenal dan banjak disoeka oleh sagala orang, teroetama dalem kalangan bangsa Timoer."

Beliau juga merupakan seorang tokoh dan Bapak bangsa serta merupakan pejuang kemerdekaan. Berikut ini adalah sedikit riwayat Beliau pada wikipedia:


Hauw Tek Kong sendiri meninggal pada tanggal 8 April 1928 dalam usia lima puluh tahun:

"Dengen meninggalnja itoe, dalem kalangan journalistiek Tionghoa-Melajoe djadi kailangan satoe journalist toea jang berkalam tadjem, dimana ampir doeapoeloe taon namanja ada terkenal, dengen mengadepi banjak moesoe, tapi djoega tida koerang menarik symphathienja orang, aken mendjadi sobat."  (halaman 22).

Kasus berikutnya juga berkaitan dengan diskriminasi terhadap orang Tionghoa. Ketika itu redaktur utama Kiao Pao telah menulis:

"toean le Cocq D'Armandville, burgermeester (walikota-penulis) di ini kota, telah goenaken doea oekoeran boeat mengoekoer dan doea roepa timbangan boeat menimbang," jang dianggap menghina atawa mendjeleki nama baeknja di tempat oemoem."

Latar belakang tulisan tersebut adalah pajak jalanan yang hanya dikenakan pada penduduk Tionghoa dan kalangan bumiputera saja:

"Tapi itoe perkatahan "menggoenaken doea oekoeran boeat mengoekoer", saja bisa oendjoek dengen boekti-boekti, jaitoe: padjek djembatan atawa belasting djalanan jang oleh gemeente tjoema dikenaken sadja pada pendoedoek Tionghoa dan Boemipoetra, tapi TIDA DEMIKIAN pada bangsa-bangsa Europa-Boekantah djadi terlebi adil kaloe itoe padjek dikenakan djoega pada semoea pendoedoek dalem ini gemeente, dengan tida oesah memandang warnanja koelit atawa kebangsahan?, kerna orang jang djalan di djalanan-djalanan oemoem dengan meliwati djembatan-djembatan toch boekan tjoema bangsa Tionghoa dan Boemipoetra sadja, hanja tida koerang djoega orang-orang koelit poeti." (halaman 25).

Berdasarkan kasus kedua pun kita mengetahui adanya diskriminasi yang dilakukan oleh penjajah.

Buku kuno yang bagus ini patut dibaca oleh para pengacara secara khusus maupun penggemar sejarah secara umum.

Jika berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com

Kamis, 25 April 2013

Buku Dutch Administration in The Netherlands Indies

BUKU DUTCH ADMINISTRATION IN THE NETHERLANDS INDIES

Bagi yang berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com






Judul : Dutch Administration in the Netherlands Indies.
Pengarang : W. Preger.
Penerbit : F.W. Cheshire, PTY. LTD., Melbourne, 1944.
Jumlah halaman: 119

Rabu, 17 April 2013

BUKU TINDJAUAN ZAMAN

BUKU TINDJAUAN ZAMAN

Ivan Taniputera
18 April 2013


Jumlah halaman 96.
Penyusun : A. M. Karim.
Penerbit : Saiful U.A., 1948.

Bagi yang memerlukan fotokopinya silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.


BUKU JADUL TENTANG PENEMUAN-PENEMUAN DALAM BIDANG KEDOKTERAN

BUKU JADUL TENTANG PENEMUAN-PENEMUAN DALAM BIDANG KEDOKTERAN

Ivan Taniputera

17 April 2013





Jika berminat foto kopinya silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com

SEORANG PEMUDA BELANDA YANG MEMBANTU PERJUANGAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

SEORANG PEMUDA BELANDA YANG MEMBANTU PERJUANGAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Ivan Taniputera
17 April 2013




Saya baru saja mendapatkan buku unik berjudul "Pitojo" ini, yang dikarang oleh Asmudji. Terbitan Generasi Baru tahun 1954. Jumlah halaman 67. Pada bagian sampulnya terdapat kalimat "Aku menolak bertempur melawan sdr2ku pemuda Indonesia." Ternyata Pitojo ini adalah nama panggilan bagi seorang Belanda yang nama aslinya adalah Piet van Staveren:

"Piet van Staveren jang lebih dikenal oleh bangsa Indonesia dengan nama Pitojo adalah seorang pedjuangmuda bangsa Belanda jang namanja tiada asing lagi bagi pemuda Indonesia." (halaman 7).

Ayah Piet van Staveren adalah seorang buruk pabrik, sedangkan ibunya bekerja di sebuah toko. Sedari kecil Piet telah memiliki kegemaran menambah pengetahuannya. Pada era 40-an keluarga mereka dilanda ketakutan dan kekacauan karena Negeri Belanda terancam serbuan Nazi Jerman:

"Demikianlah seluruh Nederland diliputi oleh suasana ketakutan dan kesangsian. apakah pemerintahnja akan betul2 melawan serangan tentara nazi Djerman ataukah akan menjerahkan rakjatnja hidup2 kepada tentara nazi jang berarti menjerakkan daging dan hidup dengan selpendjara atau tiang gantungan." (halaman 9).

Ayahnya sendiri disibukkan oleh menggali lubang-lubang perlindungan yang disiapkan dalam menghadapi peperangan melawan Jerman. Akhirnya Negeri Belanda dapat dengan mudah diduduki oleh Jerman. Keluarga Staveren mendapatkan tekanan dari Nazi Jerman:

"Djuga keluarga Staveren tidak luput daripada semua antjaman itu. Dengan tekad tidak mau menjerah kepada si fasis, keluarga Staveren pada tahun 1941, telah berpindah tempat dari Rotterdam ke Den Haag. Dan disinilah Piet van Staveren bisa meneruskan sekolahnja di bagian Tehnik meskipun djuga mengalami kesukaran2." (halaman 11).

Nazi Jerman mengalami keruntuhannya dan kini pemerintah kolonial Belanda berupaya menegakkan kembali penjajahannya di bumi Nusantara. Itulah sebabnya mereka memanggil para pemuda memasuki wajib militer. Ketika itu Piet van Staveren juga menerima panggilan tersebut:

"Dugaan itu tidak meleset. Malang bagi diri Piet. Sedikit kebebasan jang tadinya hanya dikenal dan dirasakan setahun lamanya jaitu semendjak runtuhnja tentara Hitler didaratan Eropa, kini terantjam berhubung pada tanggal 1 Djuli 1946, ia harus menghadap kementerian Pertahanan untuk apel dinas militer."

Demikianlah peristiwa yang membawa Piet ke Indonesia. Namun dalam hati Piet tidak pernah menyetujui hal itu:

"Inilah jang menambah kegelisahan Piet. Pertanjaan2 besar timbul dari hati sutjinja, sedang perdebatan2 dalam hatinja selalu mendjadi atjara sedari ia bangun dari tidurnja... Ke Indonesia...?! Demikian salahsatu pertanjaan Piet jang berlum mendapatkan djawaban jang djitu daripadanja.... Apakah gerangan jang mesti dikerdjakan di Indonesia, perang melawan teror Djepang seperti jang digembar-gemborkan oleh jang kuasa? Kan sudah berachir setahun jang lalu..... Atau kah kita disuruh mengganti tentara sekutu jang kini telah selesai melutjuti sendjata Djepang....? Ah tidak mungkin... Tentara Djerman dan Italia telah bertekuklutut dibenua Eropa, dan tentara fasis Djepangpun telah menjerah diudjung bamburuntjing rakjat pada pemuda Indonesia jang kini telah berkuasa atas tanah airnja sendiri.... Demikianlah pertanjaan2 jang timbul setiap dihati sanubari Piet...." (halaman 18).

Ikutilah pengalaman Piet selanjutnya dalam buku yang sangat menarik ini.

Berminat foto kopi buku ini silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com. Kunjungi pula http://www.facebook.com/groups/174165442735214/ 
dan http://bukukunodanjadul.blogspot.com/

BUKU SELUK BELUK PERMAINAN KARTU CEKI (PEI)






BUKU SELUK BELUK PERMAINAN KARTU CEKI (PEI)


Ivan Taniputera
23 November 2012 







Saya beberapa waktu yang lalu mendapatkan buku kuno tentang permainan ceki. Uniknya buku ini ditulis dalam bahasa Jawa, karangan L. Darmasoemarta, seorang mantri guru di daerah Muntilan. Penerbitnya adalah Druk Kolff-Buning, Djokja. Sebenarnya yang saya cari adalah buku bagaimana meramal dengan kartu ceki, namun dapatnya malah buku ini, yakni tentang cara bermain ceki.
Adapun judul bukunya adalah "Panoentoen Kasoekan Pei" atau Penuntun Bermain Ceki.
Pada bagian pembukaan dijelaskan sebagai berikut (halaman 5)-Saya akan menerjemahkannya dari bahasa Jawa, hitung-hitung sebagai pengingat belajar bahasa daerah dulu:

"Kertos poenika woedjoed dlantjang kandel lan kaken, ingkang sasisih wonten gambaranipoen warni-warni, soewalikipoen boten dipoen poenapak-poenapakaken, woenten oegi ingkang soewalikipoen waoe kadamel warni blirik oetawi sanesipoen. Ingkang woten gambaranippen waoe kawastanan ngadjeng; dene soewalikipoen nama wingking. Ingkang moeroegaken wonten dolanan kertos poenika bangsa Tiong Hoa."

Artinya: "Kartu itu terbuat dari karton tebal dan kaku, yang satu sisi ada gambarnya bermacam-macam, di bagian baliknya kosong, tapi ada juga yang diberi warna belang-belang atau yang warna lainnya. Yang ada gambarnya itu disebut bagian depan, sedangkan di sebaliknya disebut bagian belakang. Yang memperkenalkan permainan kartu itu bangsa Tiong Hoa.

" Kertos ingkang djangkep poenika namoeng warni 30. Dene aosipoen namoeng warni 10, inggih poenika: 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10. Artinya: Kartu yang lengkap itu hanya ada 30 buah. Tetapi jenisnya hanya berjumlah 10, yakni 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.

Pada halaman 8 dan seterusnya dijelaskan mengenai aturan bermain ceki yang terinci, dibuka dengan:

"Mitoeroet kawontenanipoen, dolanan pei poenika wosipoen kenging katjekak: rebatan kartos (mawi pranatan) oetawi: nglempakaken kertos (mawi pranatan). Jen sampoen rampoeng, ladjeng dipoen tanding katah-katahan pengaosipun. Sinten ingkang angsal kertos katah pijambak, pengaosipoen poenika ingkang menang. Ingkang dipoen tanding poenika pangaosing kertos, sanes katahipoen kertos."

Artinya:

"Menurut keadaannya, permainan pei itu aturannya dapat diringkas: berebut kartu (sesuai peraturan) atau: mengumpulkan kartu (sesuai peraturan). Jika sudah selesai, lalu ditandingkan siapa yang jenis kartunya terbanyak. Siapa yang mendapatkan kartu paling banyak, jenisnya itulah yang menang. Yang dipertandingan itu jenisnya kartu, dan bukan jumlahnya kartu."

Dengan demikian berdasarkan buku ini, nampaknya permainan kartu ini sudah cukup populer di kalangan rakyat, terbukti dengan adanya buku cara bermain ceki yang berbahasa Jawa. Sebenarnya sebuah permainan adalah permainan dan tidak ada kaitannya dengan judi. Sayangnya ceki telah mendapatkan nama negatif karena seringnya dipergunakan dalam perjudian. Permainan ini kini sudah agak langka, dan jarang generasi muda yang mengenalnya. Padahal permainan ini mencerminkan akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa, yang nampak dari diberikannya nama-nama Jawa bagi masing-masing kartu. Dengan demikian, permainan ini juga perlu dilestarikan karena merupakan salah satu warisan budaya.

Bagi yang berminat foto kopi dipersilakan menghubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Senin, 15 April 2013

BUKU KUNO DAN UNIK BERJUDUL SAPTA PUDJANGGA (RAMALAN DARI TUDJU PUDJANGGA DAN KENJATA'ANNJA)


BUKU KUNO DAN UNIK BERJUDUL SAPTA PUDJANGGA (RAMALAN DARI TUDJU PUDJANGGA DAN KENJATA'ANNJA)

Ivan Taniputera
28 Maret 2013



Saya baru saja mendapatkan buku berjudul Sapta Pudjangga (Ramalan Dari Tudju Pudjangga dan Kenjata'annja), terbitan Badan Penerbit Kwa Giok Djing, Kudus. Buku ini merupakan pasangan bagi buku "Surja Gesang." Oleh karenanya bagi yang telah memiliki buku tersebut perlu pula membaca buku ini. Buku setebal 68 halaman ini akan mengulas hal-hal menarik, sebagaimana yang akan kita tampilkan secara singkat di bawah ini.

Sebelumnya kita akan menampilkan daftar isi buku ini:

Halaman 1-3 memaparkan rupa-rupa Alamat dan Wirasat, yakni membahas mengenai makna pertanda-pertanda alam.

ALAMATNYA HUDJAN DAN ANGIN (Halaman 1):

Pada tahun baru Imlik (Tjia Gwee tgl. 1)


  • Angin deras dari sebelah barat : Tanda akan ada hama sawan.
  • Angin deras dari sebelah timur : Tanda tanaman djagung subur.
  • Angin deras dari sebelah selatan : Tanda akan ada penjakit heiwan.
  • Angin deras dari sebelah tenggara : Tanda akan banjak hudjan.
  • Angin deras dari sebelah timur-laut : Tanda akan banjak penjakit.
  • Tidak ada angin dari pagi sampai tengah hari : Tanda panen padi lebih tjepat dari pada biasanja.
  • Tidak ada angin dari pagi sehingga sendja (dekat malam) : Panen padi akan terlambat.
  • Awan mendung hitam tertampak disebelah timur : Tanda akan banyak turun hudjan.
  • Awan mendung hitam tertampak disebelah selatan : Tanda akan djarang hudjan.
  • Awan mendung biru tertampak disebelah timur : Tanda akan patjeklik, mahal makanan.

Pada hari Tjhing Bing, tanggal 5 April

  • Angin deras dari sebelah selatan : Tanda orang tani akan beruntung.
  • Turun hudjan angin besar : Tanda akan timbulnja wabah penjakit.

Pada hari Tang Tjik, tanggal 22 Desember :

Kalau udara terang dan langit bersih : Tanda rakjat akan senang.

ALAMATNJA BINTANG KEMUKUS (BEREKOR):

  • Bintang Kemukus tertampak disebelah timur : Tanda akan murah makanan.
  • Bintang Kemukus tertampak disebelah utara : Tanda akan sukar.
  • Bintang Kemukus tertampak disebelah barat : Tanda rakjat akan senang dan beruntung.
  • Bintang Kemukus tertampak disebelah selatan : Tanda rakjat akan susah.
  • Bintang Kemukus tertampak disebelah timur-laut : Tanda dunia akan rusuh.
  • Bintang Kemukus tertampak di sebelah barat-laut : Tanda akan timbul peperangan.
  • Bintang Kemukus tertampak disebelah barat-daja : Tanda akan banjak air.
  • Bintang Kemukus tertampak disebelah tenggara : Tanda dunia akan keruh gaduh.

Selanjutnya masih terdapat penjelasan pertanda-pertanda sebagai berikut:

  • Alamatnja Burung Prendjak.
  • Alamatnja Burung Goak (Engkak).
  • Alamatnja Binatang2 ketjil diwaktu malam hari.
  • Keduten.
  • Alamatnja Kuping berbunji nging2
  • Alamatnja Hati Meratap.
  • Alamatnja Muka merasa panas.

Halaman 4-12 memuat mengenai arti-arti mimpi yang sudah dibagi menjadi beberapa golongan, sebagaimana dimuat dalam bab berjudul "Alamat dan Firasatnja Impian."

Kelompok pertama adalah "MENGIMPI TENTANG ANGGAUTA BADAN."

1.Rambut beruban: Alamat pandjang umur.
2.Rambut mendjadi putih dan sama rontok. Alamat akan bersedih hati.
3.Rambut mendjadi makin pandjang: Tanda akan gembira.
4.Rambut rontok : Tidak baik.
5.Rambut menutupi mata : Tanda dirinja akan ditjela orang.
6.Orang perempuan diimpikan mengurai rambut : Mempunyai rahasia hati.
7.Potong rambut atau tjukur : Akan rugi atau ada sanak keluarga jang kurang enak badan..... dan seterusnya.

Pada kelompok in secara keseluruhan terdapat 25 arti mimpi.

Kelompok kedua adalah "MENGIMPI TENTANG PAKAIAN."

26.Memakai topi : Kedudukannja akan lebih baik.
27.Kehilangan topi: Akan kehilangan pekerdjaan.
28.Isterinja di-impikan memakai topi kebesaran : Akah dapatkan anak jang bidjaksana.
29.Mendapat badju kebesaran : Akan untuk besar atau dapatkan deradjat.
30.Kehilangan badju : Akan bersusah hati; berduka tjita.
31.Memakai badju hidjau : Akan dapat berkahNja Tuhan.
32.Memakai badju putih : Dirinja sedang diomong orang...... dan seterusnya.

Kelompok ini mimpi-mimpinya secara keseluruhan menempati nomor 26-46.

Kelompok-kelompok mimpi lainnya adalah:

Mengimpi tentang Alat rumah tangga.
Mengimpi tentang Makanan.
Mengimpi tentang Pergaulan hidup.
Mengimpi tentang Alat tulis.
Mengimpi tentang Sendjata.
Mengimpi tentang Perdjalanan.
Mengimpi tentang Pemandangan Alam.
Mengimpi tentang Tanam2-an dan pohon2-an.
Mengimpi tentang Air, api dan sbg.nja.
Mengimpi tentang Rupa2 binatang.

Bagian berikutnya mengupas mengenai ramalan Djojobojo, yang "dikutib dan diterdjemahkan oleh: SIU KIM AN, diperingkas oleh: Sapphire. Isinya membahas mengenai kondisi zaman Kalisura, Kalijogo, dan Kalisengoro (halaman 12-15).

Bagian berikutnya terdapat Ramalan Ronggowarsito 15-16. Antara lain bunyinya adalah sebagai berikut dalam bahasa Jawa:

1.mBok randa kelangan kisa, isine gula klapa. [mBok dnjanda kehilangan kisa (tempat untuk membawa ajam), isinja gula kelapa.
2.Srengenge madep ngidul, djaran kepang ngubengi pasar. [Mata-hari menghadap keselatan, kuda lumping (kuda jang dibuat dari bambu) memutari pasar].
3.ada dajoh lija mangsa, pada Petruk dadi ratu. [Ada tamu jang bukan pada waktunja, seperti Petruk mendjadi ratu (radja)].
4.Srinding pinggir kali, sapa ira sapa ingsun. [Rapat ditepi sungai, perbuatan sewenang-wenang meradjalela (siapa lu siapa gua).

dan seterusnya (seluruhnya ada 20 baris).

Pada halaman 16 terdapat Sjair Dari Ronggowarsito.

Halaman 17 terdapat Ramalan Lauw Phik Oen.

Halaman 18-22 terdapat Perlambang dan Sindiran Dzaman Djojobojo.

Halaman 22-27 terdapat Kupasan Djojobojo Dzaman Kolobendu (Mulai dari Sultan Paku Buwono IV sehingga Kiamat Kubra).

Halaman 27-28 terdapat Putusan Konperensi Gaib.

Halaman 29-38 terdapat berbagai aspek ramalan Jawa, misalnya berdasarkan saptawara dan pancawara, contohnya adalah:

Orang yang dilahirkan Senin Kliwon:

"Ramah tamah, sopan santun, lemah lembut lembaganja, berkelakuan pantas, pandai menjusun kata-kata dan pandai mengarang. Mudah merasa tersinggung dan sakit hati, agak dagal tapi djuga mudah memberi maaf dan melupakan rasa dendam. Baik terhadap orang tua dan sanak keluarga, bahkan antara orang2 dari kelahiran ini suka berkorban guna sanak keluarganja."

Juga terdapat ramalan-ramalan menarik lainnya seperti "Petangan untuk mentjari daja-upaya."

Ramalan astrologi dan horoskop terdapat di halaman 39-48.

Halaman 49-57 diisi dengan perjalanan ringkas sejarah Indonesia.

BUKU UNIK BERJUDUL "SURJA GESANG"


BUKU UNIK BERJUDUL "SURJA GESANG"

Ivan Taniputera
27 Februari 2013

Saya baru saja mendapatkan buku unik berjudul "Surja Gesang." Pada bagian sampulnya tertulis bahwa pengarangnya bernama Sapphire dan buku ini diterbitkan oleh Badan Penerbit Kwa Giok Djing, Kudus, Djawa, Indonesia. Buku ini tanpa tahun terbit, meskipun demikian diperkirakan berasal dari tahun 1950-an. Buku ini mengandung beberapa hal menarik, seperti ramalan para peramal Tiongkok terkemuka (Tjiu Lu Bong atau Kiang Tju Ge, Khong Bing atau Zhuge Liang, Lie Kauw Hong, Song Tjao Khong Tjiat, serta Lauw Phik Un), ajaran-ajaran mengenai kebajikan, kekuatan batin, dan lain sebagainya.




Kita akan menelaah beberapa kandungan buku menarik ini.

RASIANJA KEKUATAN BATIN

Pada halaman 7-9 terdapat bab berjudul "Rasianja Kekuatan Batin."

Kita akan mengutipkan bagian pembukaannya:

"Susunan otak dan sjaraf2 machluk hidup bukan hanja mempunjai tenaga kekuatan untuk berfikir, melihat, mendengar, mentjium bahu dan merasa, jang mengambil djalan liwat pantjaindera sadja. Tapi pun mempunjai djuga tenaga kekuatan gaib, jang maski tak tertampak njata, namun pengaruh kekuatan tadi dapat dirasakannja dengan agak tegas.
Sebagai bukti tentang adanja tenaga kekuatan gaib jang dimaksudkan diatas, dapatlah kita mengambil tjontoh2, jang dapat dikatak lazim terdjadi dalam pergaulan hidup sehari-hari.
1.Seekor burung perkutut sedang enaknja beristirahat di atas tjabang sebatang pohon. Tiba2 datanglah seorang anak laki2 jang membawa sebuah senapan angin, siapa setelah dapat melihatnja lalu menembaknja, segera dengan berindap-indap berdjalan menudju kebawah pohon tersebut.
Karena tak mengetahui dan tak menjangka, bahwa dibawah ada sekorang anak jang hendak berbuat djahat terhadap dirinja, maka burung itu masih enak beristirahat dengan tenang.
Tapi ketika anak laki2 tadi mentjurahkan perhatian dan pikiran sambil mengangkat senapannya untuk ditudjukan ke arah burung tersebut, konjong2 burung itu jang tadinya beristirahat denga tenang berobah mendjadi begitu bimbang, sebentar berpaling ke sana sebentar pula berpaling kesini demikiran rupa atau malah kalah sebelum ia mendapat kesempatan untuk menembaknja."

Lalu disebutkan pula seorang ibu yang sanggup merasakan anak perempuannya sedang sakit, walaupun mereka tinggal berjauhan.

ILMU MENGIRIM TJIPTA (TELEPHATY)

Dimuat pada halaman 10-12

Diungkapkan bahwa ilmu mengirim tjipta atau mengirim pikiran di kalangan bangsa Asia bukan lagi barang baru. Disebutkan bahwa:

"Tjara untuk mendjalankan maksud tersebut, pada hakekatnja adalah mengheningkan tjipta dan mengerahkan fikiran bulat kearah satu tudjuan jang ditudjukan kepada orang jang dimaksudkannja."


Selanjutnya diuraikan lebih lanjut lagi mengenai seluk beluk ilmu telepati.

LETAKNJA PUSAT TENAGA GAIB

Dimuat pada halaman 13-16

Bagian ini mengulas mengenai sejarah perkembangan pandangan mengenai ilmu gaib baik di dunia Barat maupun Timur. Kita dapat membaca pula mengenai Dr. Friedrich Anton Mesmer, yang pada tahun 1734 menemukan metoda bernama mesmerisme (halaman 14).

Dr. James Braid yang berasal dari Inggris pada tahun 1841 telah berhasil menemukan hipnotisme.

Pada tahun 1866, Dr. Libault, seorang dokter Perancis setelah mempelajari dan menyelidiki rahasia-rahasia hipnotisme, mengemukakan bahwa sugesti memiliki peranan penting dalam hipnotisme.

Judul-judul bab-bab selanjutnya adalah

RASIANJA AWET MUDA DAN MEMPERKUAT PENGARUH BATIN..... halaman 17-19.

TIGA POKOK RASIANJA TENAGA KEKUATAN GAIB...... halaman 20-22.

TJIPTA DAN ILHAM.......halaman 23-25.

SIKAP DAN GERIK BANGKIT JANG BERTENAGA KEKUATAN MAGNETISM.....halaman 26-31.

MAKANAN JANG MEMPERBESAR TENAGAN KEKUATAN MAGNETISM......halaman 32-33.

VITAMINE DAN KESEHATAN BADAN DJASMANI DAN ROCHANI...... halaman 34-37.

RASIANJA MENARIK SYMPATHY ORANG...... halaman 38-41

PEDOMAN ACHLAK........ halaman 42-46.

RASIANJA MENJADI SESEORANG JANG BERPENGARUH, DITJINTA, DIHORMAT DAN DIHARGAI ORANG.... halaman 47-50.


Selanjutnya kita akan langsung melompat saja pada bagian yang memuat ramalan para peramal Tiongkok terkenal.

RAMALAN TJIU LU BONG (KIANG TJU GE)...... halaman 54-63.

Saya akan mengutipkan bagian pembukaannya.

"Thay Kik belum sampai waktunja, sendja telah liwat.

Hong Hauw Lie Kwee berduduk di atas batu. Sam Hong Ngo Tee (Tiga Pemerintahan, lima keizer) turun temurun. Keizer baru mengganti Keizer lama. Peraturan ini terus berdjalan mulai dari para leluhur dengan baik dan teratur. Demikianlah tulisan ini ditulis dalam dzaman Chou dynasty atau Tjiu Tiauw. 1122 tahun sebelum Kristus, dimana Tjiu Bu Ong, putera Bun Ong, sedang duduk di atas tachta dan menguasai semuanja, dengan baik dan harmonisch, dan keradjaan Tjiu turun temurun selama dalam 800 tahun.
Thay Kong, demikianlah nama gelaran Keizer Tjiu jang pertama, ialah Keizer Tjiu Bu Ong, putera Bun Ong, jang menduduki tachta pertama setelah dynasty Sang runtuh. Dynasty Tjiu berturut-turut temurun 35 Keizer, dengan sama sekali lamanja 874 tahun. Sedang kalau diramalkan delapan ratus tahun ini ternjata diambil bulatnja saja.

"Benang ketjil" (huruf "Djuan") dilenjaptkan tengahnja (djadi huruf "Lu") akan menerima warisan dunia. "Padi" (huruf "Hou") musim "Tjhun" (huruf "Tjhun") mengganti kepala "matahari" (menjadi huruf "Tjien").

Jang menjambung Tjiu Tiauw adalah dynasty Tjien, 221 tahun sebelum Kristus. Sedang Tjien Sie Ong itu sebenarnya adalah seorang she Lu, ialah anak dari Lu Put Wie.

Dunia semendjak itu tak kuat lama. Dua puluh tahun tak dapat dipertahankan..."

RAMALAN SIOK HAN KHONG BING MA TJING GO.... halaman 64-67.

Khong Bing ini juga dikenal sebagia Zhuge Liang atau Kong Ming. Saya akan mengutipkannya sebagai berikut:

Pek Hok San Tjeng Su Goan

Diterdjemahkan setjara merdeka, dengan tak bersjair oleh: Sapphire.


No.1.

Tak bertenaga kembali keangkasa.
Membongkok badan binasa.
Malam bertinggal, siang bersembahjang.
"Delapan" "ribu" "satan" "perempuan."


Tafsiran:
Setelah Tju Kat Liang (Khong Bing) meninggal. Tjiauw Liat Tee menjerah kepada negeri Gui. (Huruf "Gui" adalah rangkaian dari huruf2 "delapan" "ribu" "perempuan" dan "satan").

No.2

"Api" berada di atas "api"
Dalam sinar lilin terdapat bumi.
Menjebut nama tak benar.
Kiangtung ada matjannya.

Tafsiran:
Suma Yan (huruf "api" diatas "api" menjadi huruf "Yan") memukul runtuh Gui. Bing Tee berkota radja di Kian Khang, wilajah provinsi Kiangtung.

No.3

Katjau bilau keadaan Tiong Goan (Tiongkok).
Negara tak berradja.
"Dua" "tiga" tempat duduknja.
"Rumput" berdiri "kaju" berachir.

Tafsiran:
Dua tiga berarti dua dan tiga menjadi lima, jaitu lima keradjaan (Ngo Tay) mulai berdiri dengan keizer she Siauw (huruf jang berkepala "rumput") dan keizer jang penghabisan adalah seorang she Njoo (huruf jang memakai rangkaian huruf "kaju").

No.4

"Delapan belas" "anak laki2.
Bangun di Tay Goan.
Bergerak segera dapat terbebas.
Matahari, bulan menghiasi langit.

Tafsiran:
"Delapan belas", anak laki2" berarti huruf "Lie", jaitu Lie Yan, ajah Lie Sie bien, menggerakkan tentaranja dan telah berhasil merebut tachta keradjaan, menghapuskan ahala Swie dan mendirikan ahala Tong, dimana ia telah menjadi Keizer jang pertama.

No.5

Diantara lima puluh tahun.
Djumlahnja "delapan".
Orang ketjil djalannja pandjang.
Machluk hidup kena ratjun thee.

Tafsiran:
Houw Ngo Tay (Lima keradjaan jang terbelakang) terdiri dari delapan nama keluarga (she) dan sekali lamanja waktu adalah 53 tahun.

No.6

Hanja langit jang keluar air,
Menurut koderat adalah keharusan manusia.
Dalam keras luar lunak,
Tanah mengeluarkan "emas".

Tafsiran:
Tio Song Jok nampak madju. Dunia nampaknja baik. Tapi tiba2 suku bangsa Kiem memberontak, hingga diramalkan diluar nampak lunak didalam  keras (genting). "Emas" diartikan suku bangsa Kiem.

No.7

Satu "permulaan" dimulai pula.
Dengan keras menempati tengah.
Lima lima turun temurun.
Engkau barat saja timur.

Tafsiran:
"Permulaan" (Goan) diartikan: Goan Tiauw. Lima lima diartikan lima menjadi sepuluh, jaitu dynasty Goan turun temurun 10 turunan. Engkau barat saja timur berarti terpetjah belah dan terbagi-bagi.


No.8.

"Matahari" dan "bulan" menghiasi langit.
Warnanja hampir-hampir merah.
Halus dan lambat.
Menggerombol enam belas daun.

Tafsiran:
Huruf "matahari" (Djiet) dan huruf "bulan" (Gwat) berdjadjar menjadi huruf "Bing" diartikan dynasty Bing atau Bing Tiauw. Warnanja hampir merah, warna merah ini adalah warna gintju, jaitu diartikan "Tju." Tju Thay Tju, keizer pertam dari keradjaan Bing Tiauw.

No.9

"Air" "Bulan" ada "djuragan".
"Bulan" "lama" menjadi radja.
Sepuluh turunan habis.
Saling menghormat sebagai tetamu.

Tafsiran:
Huruf "air" (Sha tiam tjui), huruf "bulan" (Gwat) dan huruf "Djuragan" (Tju). Kalau ketiga huruf ini dirangkaikan, jaitu huruf "air" (Sha tiam tjui), huruf "djuragan" (Tju) dan huruf "bulan" (Gwat), maka menjadi huruf "Tjhing". jaitu diartikan dynasty Tjhing atau Tjhing Tiauw.
Lama (Ko) bulan (Gwat), dirangkaikan menjadi huruf "Auw" ialah suku bangsa Auw (bangsa2 utara).
Dynasty Tjhing adalah Sun Tie Kun jang mendjadi keizer jang pertama kalinja dan Swan Thong mendjadi keizer jang penghabisan.

Note: Selandjutnja tak diberi tafsiran pula, hanja silahkan pembatja suka merabah2 sendiri.

No.10.

Dibelakang babi dimuka kerbo.
Seribu orang hanja sebuah mulut.
Lima dua djatuh harga.
Kawan datang sama tak menjalankan.

(Waktu bendera Lima Warna?)

No.11.

Empat pendjuru pintu tiba2 dibuka.
Menjerbu masuk sebagaimana datangnja.
Fadjar menjingsing ajam djantan berkokok.
Peraturan (Tao) kerusakan besar.

(Waktu bendera Tjhing Thian Pek Djiet?)

No.12

Menolong jang lemah menghibur jang susah.
Itulah perbuatan seorang nabi.
Wilajah Yang (sebelah selatan gunung dan atau sebelah utara aliran air besar dinamai yang) kembali dan memegang kendali pemerintahan.
Waktu malam buta timbul sinar terang.

(Waktu bendera Lima Bintang Kuning menaburi dasar Merah?)

No.13

Bagus tapi tak lupa hutan.
Dunia serumah.
Tak ada nama tak ada kebetjikan.
Tionghoa gilang gemilang.

No.14

Setelah meramal sampai disini.
Ramalan ini berachir.
Dimuka dulu dibelakang sekarang.
Peraturan akan berdjalan baik.

RAMALAN LIE KAUW HONG... halaman 68-74.

Ramalan Lie Kauw Hong ini merupakan hasil pertanyaan Raja Lie Sie Bien, yakni pada tahun Tjing Koan ke VII, bulan 5 tanggal 19:

"Thay Tjong menanja Lie Kauw Hong: "Kini negara aman dan tenteram. Kamu pandai meramal, maka dapatkah kamu meramal, kelak siapakah jang akan menjerang negara kita dan sehabis dynasty kita ini siapakah jang akan duduk bertachta? Harap kamu terangkan satu demi satu."

"Seri Baginda Maha Radja: Untuk mengetahui jang akan datang harus menengok apa jang telah lampau. Djika kendali pemerintahan dipegang oleh seorang jang mulia dan bidjaksana, maka negara akan aman dan makmur. Sebaliknja kalau dipegang dalam tangan seseorang jang tidak djujur dan kurang bidjaksana, maka sudah barang tentu negara akan tuntuh. Inilah sudah menjadi koderat alam". mendjawab Lie Kauw Hong.

Itulah bukan pertanyaan kami. Kamu pandai menghitung dan meramal, maka setelah keradjaan kita ini aman damai, mulia, dan djaja, maka achirnja siapakah jang akan merebut kendali pemerintahan kita dan demikian pula selandjutnja berganti-ganti dari satu kelain dynasty?

SJAIR DARI SONG TJAO KHONG TJIAT.... halaman 75-77

Beliau merupakan pujangga dari zaman Dinasti Song. Syairnya terdiri dari sepuluh bait yang ditafsirkan sebagai babakan-babakan nasib bangsa Tionghoa di masa mendatang.

Syair pertama adalah sebagai berikut:

Pintu Sorga terbuka lebar senantiasa.
Sini lahir sana binasa;
Negara maski mulia.
Namun belum sentausa (Song membuat astana di Pian An).
Tak pertjaja "emas" menjadi bahaja (pemberontakan suku bangsa Kiem=Emas).

RAMALAN LAUW PHIK UN..... halaman 78-85

Lauw Phik Un dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai Liu Bowen. Ramalan ini dibuat semasa dinasti Ming.

====================================================================

Bagian selanjutnya mengulas mengenai sejarah Tiongkok mulai zaman Sam Hong (San Huang = Tiga Penguasa) dan Ngo Tee (Wu Di = Lima Kaisar). Selanjutnya melangkah maju dengan menjelaskan riwayat singkat dinasti-dinasti terkemuka Tiongkok dengan nama kaisarnya. Uniknja nama-nama kaisar ditulis dalam dialek Hokkian. Sebagai contoh adalah nama-nama kaisar Dinasti He (Xia):

Nama/Gelaran Keizer     Mulai naik tachta (Sebelum Kristus)    Lamanja bertachta berapa tahun

Ie, bergelar Tay Ie                          2205                                                       8
Kee, putera Ie                                 2197                                                       9
Tay Kong, putera Kee                       2188                                                      29
Tiong Kong, sdr muda Tay Kong        2159                                                      13
Siang, putera Tiong Kong                  2146                                                      28
Siao Kong, putera Siang                    2118                                                      61
Sie, putera Siao Kong                        2057                                                      17
Hway, putera Sie                               2040                                                      26
Bong, putera Hway                             2014                                                     18
Eh, putera Bong                                 1996                                                      16
Put Kang, putera Eh                            1980                                                      59
Pian, sdr muda Put Kang                     1921                                                       21
Kien, putera Pian                                1900                                                       21
Khong Ka, putera Put Kang                   1879                                                      31
Kao, putera Khong Ka                           1848                                                     11
Hwat, putera Kao                                 1837                                                     19
Kiat, putera Hwat                                 1818                                                     52
                          Lamanja dynasty He itu adalah                                              439 tahun


=============================================================


Berikutnya adalah terjemahan bagi Surat (Serat) Djoko Lodang........halaman 112-124; lalu masih ada lagi:

RAMALAN BAHAJA KUNING....... halaman 124

RAMALAN PETJAHNJA PERANG DUNIA III....... halaman 125-127

RAMALAN DWI PUDJANGGA INDONESIA ....... halaman 128

DJANGKA DJAJABAJA ................... halaman 129-136

RINGKASAN PERHITUNGAN MENDJODOHKAN PENGANTIN DAN HARI KAWINNJA ........... halaman 138-153

HIKAJAT SJECH TEKO WARDI ........... halaman 154-156

PEPALI DARI KJAI AGENG SOLO ........... halaman 156-164

Lalu terdapat beberapa doa untuk keperluan sehari-hari ........... halaman 165-178

PENGARUHNJA BURUNG PERKUTUT PADA MANUSIA dan hal-hal lain terkait burung perkutut..... halaman 179-184

Dan sebagai penutup adalah FIRASAHNJA ORANG PEREMPUAN ............... halaman 185-188.


Bagi yang berminat memiliki kopi buku ini dapat menghubungi inbox atau email ivan_taniputera@yahoo.com

Minggu, 14 April 2013

BUKU BERBAHASA BELANDA TENTANG KONPERENSI DENPASAR

BUKU BERBAHASA BELANDA TENTANG KONPERENSI DENPASAR

Ivan Taniputera
15 April 2013

Buku jadul dan langka yang bagus dari tahun 1947. Berbahasa Belanda mengenai Konperensi Denpasar, terdapat denah tempat duduk para raja dan pemuka masyarakat dari Indonesia Timur. Silakan foto kopi jika memerlukan. Sayangnya di bagian pinggir sudah digigiti tikus. Jika Anda memerlukan foto kopinya silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com
 
 
Berikut adalah denah tempat duduk pada pesertanya. Nampak nama-nama beberapa raja dari Indonesia Timur.