BUKU KUMPULAN CERITA SILAT TEMPO DOELOE
Ivan Taniputera
20 November 2013
Ini
merupakan buku serial cerita silat tempo doeloe yang terbagi menjadi
serial Tjerita Silat dan Goedang Tjerita. Adapun data-data serial yang
ada adalah sebagai berikut:
1.Tjerita Silat no.30, Tahon III, 15 Juni 1935, halaman 90-190.
2.Tjerita Silat no.32. Tahon III, 15 Augustus 1935, halaman 191-258.
3.Tjerita Silat no.34. Tahon III, 15 October 1935, halaman 320-452.
4.Tjerita Silat no.35, Tahon III, 15 November 1935, halaman 453-581.
5.Tjerita Silat no.36, Tahon III, 15 December 1935, halaman 657-751.
6.Goedang Tjerita Djilid VIII Thn 2, 15 Juli 1948, Tjit Kiam Sip Sam Hiap oleh Li Tsu, halaman 1993-2088.
7.Goedang Tjerita Djilid IX Thn 2, 1 Januari 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 773-852.
8.Goedang Tjerita Djilid X Thn 2, 15 Januari 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 853-952.
9.Goedang Tjerita Djilid XI Thn 2-1 Februari 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 953-1052.
10.Goedang Tjerita Djilid XII Thn 2, 15 Februari 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 1053-1148.
11.Goedang Tjerita Djilid XIII Thn 2, 1 Maart 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 1149-1236.
12.Goedang Tjerita Djilid XVII, Thn 2, 1 Mei 1949, Tjit Kiam Sip Sam Hiam, oleh Li Tsu, halaman 1509-1604.
13.Goedang Tjerita Djilid XVIII, Thn 2, 15 Mei 1949, Tjit Kiam Sip Sam Hiap, oleh Li Tsu, halaman 1605-1694.
14.Goedang Tjerita Djilid XXI, Thn 2, 1 Juli 1949, Tjit Kiam Sip Sam Hiap, oleh Li Tsu, halaman 1893-1988.
15.Goedang Tjerita Djilid XXII, Thn 2, 15 Juli 1949, Tjit Kiam sip Sam Hiap, oleh Li Tsu, halaman 1993-2088.
Berikut ini terdapat beberapa kutipan yang berasal dari serial-serial silat tempo doeloe tersebut:
Pada Tjerita Silat no.30, Tahon III, 15 Juni 1935, halaman 91-92:
"Kaloe
toewan meliat pada akoe poenja doewa moerid itoe, harap sadja djangan
djadi tertawa. Sahabisnja berkata begitoe lantas sadja ia bersoeit,
koenjoeng-koenjoeng dari dalem roemah ada lompat kaloewar doewa tikoes
besar, semoewanja ada tiga kaki tingginja, dan itoe waktoe
doewa-doewanja berdiri di kadoewa kaki blakangnja sabagi djoega
manoesia, marika poenja mata mengaloewarken sorot jang mentjorong dan
dari marika poenja moeloet mengaloewarken soewara tjetjowetan dengen
riboet.
"Sekarang akoe maoe pergi ka Hotjioe," kata
Hong Pouw Sinshe pada itoe doewa tikoes, ,, boleh djadi tida lebih dari
sepoeloeh hari tentoe aken balik poelang, dan kaoe berdoewa moesti djaga
roemah dengen hati-hati.
Itoe doewa tikoes
beroelang-oelang menggoetken kapalanja, hingga soeda membikin Pang Thian
Tek jang meliati dari satoe pinggiran tida tahan boewat tidak tertawa;
tapi sabegitoe lekas Pang Thian Tek tertawa itoe doewa tikoes lantas
sadja maoe manerdjang sama iapoenja kadoewa kaki depan jang koekoenja
dikaloewarken, dan itoe semoewa koekoe ada begitoe tadjem sabagi djoega
gaetan besi. Pada waktoe Pang Thian Tek merasa kaget dan maoe lontjat
menjingkir pada itoe doewa tikoes.
"He, binatang, koerang adjar! djangan brani menganggoe akoe poenja tetamoe!" kata ia...."
Demikianlah terdapat kisah mengenai hal-hal unik dan ajaib pada bagian ini.
Pada Tjerita Silat no.32. Tahon III, 15 Augustus 1935, halaman 218:
"Tian
Kim Sim satelah meliat itoe kaadahan lantas sadja ambil satoe piauw
dari kantongnja sembari berseroeh: "Djahanam kapala goendoel djangan
oendjoek kakosenan di sini!" sembari ajoenken tangannja jang mamegang
piauw. Dalem sa'at itoe djoega kaliatan satoe sinar mengkredep dan
dingin menoedjoe ka djoroesan tenggorokannja Beng Sian, siapa koetika
mendengar Tian Kim Sin poenja soeroehan dengen tjepat berpaling boewat
meliat, tapi itoe piauw soeda dekat ka djoeroesan lehernja, hingga
dengan kaget dan goegoep ia berkelit, tapi tida oeroeng mengenaken
djoega iapoenja poendak kiri. Oleh kerna itoe djoega Beng Sian poenja
gerakan djadi kaloet...."
Terdapat pula pertarungan-pertarungan yang seru dalam serial-serial ini.
Meskipun tidak lengkap. namun masih dapat dinikmati.
Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.