Senin, 02 Juni 2014

BUKU LENGKAP RAMALAN PAWUKON (30 WUKU) DALAM BAHASA INDONESIA YANG LUAR BIASA

BUKU LENGKAP RAMALAN PAWUKON (30 WUKU) DALAM BAHASA INDONESIA YANG LUAR BIASA

Ivan Taniputera
2 Juni 2014




Judul: Pusaka Pawukon
Penulis: Karkata Surija
Penerbit: Badan Penerbitan "Sunrise," Jakarta, kurang lebih 1960-an
Jumlah  halaman: 155

Buku ini merupakan uraian lengkap mengenai beberapa aspek pengetahuan Pawukon (30 Wuku) dalam bahasa Indonesia. Hampir semua buku mengenai topik ini ditulis dalam bahasa Jawa. Terdapat pula doa-doa yang khusus bagi masing-masing wuku. Pada bagian halaman depan tertulis:

"Terpakai sehari--hati untuk melihat kelahiran, sifat, tabeat dan watak orang, perhitungan hari baik untuk melamar, tukar tjintjin, bertundangan, shangdjit, mengawinin, menjunatin, mengubur lajon, pepergian, pindah rumah, mulai pertanian dan segala rupa pekerdjaan dan perusahaan. Diterangkan na'asnja orang-orang jang dilahirkan dalam wuku jang tertentu. Daja penolak naas: bikin selamatan berikut doa-doanja."

Berikut ini adalah daftar isinya:


Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:




Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU KENANG-KENANGAN ORGANISASI PEMUDA TIONGHOA CHUNG-HSIOH BATAVIA

BUKU KENANG-KENANGAN ORGANISASI PEMUDA TIONGHOA CHUNG-HSIOH BATAVIA


Ivan Taniputera
2 Juni 2014




Judul: Gedenkboek Chung-Hsioh, Batavia: September 1915-1935
Jumlah halaman: 53
Bahasa: Belanda

Ini adalah buku kenang-kenangan salah satu organisasi pemuda Tionghoa pada zaman Hindia Belanda. Berikut ini adalah daftar isinya.



Pada halaman 6 terdapat uraian sebagai berikut:

"De Chung Hsioh, de welbekende Chineesche jeugdvereeniging viert heden haar jubileum. Dit beteekent een mijlpaal in den vooruitgang van de Chineesche jeugd. Dit jubileum bewijst, dat het gevoel van eensgezindheid en saamhoorigheid onder de Chineesche jongelieden..."

Terjemahan:

Chung Hsioh, persatuan pemuda Tionghoa yang terkenal di dunia akan merayakan dua puluh tahun keberaannya. Ini merupakan tonggak dalam kemajuan pemuda Tionghoa. Peringatan ini membuktikan rasa persatuan dan kebersamaan para pemuda Tionghoa....."

Berikut ini adalah pengalaman salah seorang pemuda di Jepang yang tidak lagi mengenal lagi kebudayaan Tionghoa, padahal orang Jepang lebih mengenalnya:

"In Tokio heb ik in gezelschap van een Japansche student, by wie ik logeerde, een bezoek gebracht aan de normaalschool voor opleiding van Japansche onderwyzers in de Chineesche Klassieken (dit is een verplicht vak in de middle school en universiteiten). Op myn vraag welke Chineesche klassieken in het byzonder behandeld werden, kreeg ik van de head-master tot antwoord: From O-yo-mei to Confucius. En op myn vraag: But who is O-yo-mei? Keek hy me perplex aan, nam een stukje papier en schilderte vol eerbied en toewyding de naam van O-yo-mei in Chineesche karakters. Ik schudde m'n hoofd, I am sorry.... U had de wereld van onbegrypen moeten zien die uit het gansche wezen van de Japansche literator sprak! Voor de nationalistische Japanner en bewonderaar van de Chineesche filosofie is het 't achtste wereldwonder dat een Chinees de Chineesche ideographie niet verstaat terwyl deze toch de geest en de ziel is het van het Chineesche ras! En m'yn Japansche student-gastheer siste me verontwaardigd in de ooren: That is Wang Yang Ming, you fool! Ik wist niet waar ik mijn gezicht moest verbergen..."

Terjemahan:

"Di Tokio dengan disertai seorang mahasiswa Jepang, yang padanya saya menginap, saya mengadakan kunjungan ke sekolah untuk mendidik para guru dalam Kesusasteraan Klasik China (suatu pelajaran wajib di sekolah menengah dan perguruan tinggi). Saya bertanya kesusasteraan klasik China manakah yang terutama diajarkan. Dari kepala sekolah saya mendengarkan jawaban: Dari O-yo-mei hingga Konfusius. Saya lalu bertanya: Siapakah O-yo-mei itu? Melihat saya dengan bingung, ia mengambil secarik kertas dan menulis dengan hormat serta penuh  perhatian nama O-yo-mei, dalam aksara China. Saya menggelengkan kepala saya, Maaf.... Anda pasti membicarakan mengenai kesusasteraan klasik Jepang yang tidak saya mengerti! Bagi seorang nasionalis Jepang dan pengagum filsafat China pasti merupakan keajaiban dunia kedelapan jika seorang Tionghoa tidak dapat memahami aksara China, padahal itu merupakan pikiran dan jiwa bangsa Tionghoa. Lalu mahasiswa yang menjadi tuan rumah saya berbisik dengan marah ke telinga saya: Itu adalah Wang Yang Ming, bodoh! Saya tidak tahu ke mana saya harus menyembunyikan wajah saya."

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:






Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

HARTA PUSAKA YANG LUAR BIASA: BUNDEL MAJALAH MOESTIKA DHARMA TAHUN 1-TAHUN 10

HARTA PUSAKA YANG LUAR BIASA: BUNDEL MAJALAH MOESTIKA DHARMA TAHUN I - TAHUN 10

Ivan Taniputera
2 Juni 2014








Merupakan bundel majalan Moestika Dharma dari tahun 1932-1941. Tebal masing-masing bundel rata-rata 2 cm.  Isinya mengenai keagamaan, sejarah, filsafat, dan lain sebagainya; terutama yang ada kaitannya dengan ajaran Tridharma (Buddha, Dao, dan Konghucu). Meskipun demikian, juga terdapat pula uraian mengenai ajaran agama lainnya. Sebagai contoh adalah serial uraian Bhagavadgita oleh Kwee Tek Hoay dan ajaran Krishnamurti.  Ini merupakan harta pusaka yang sangat berharga.

Pada edisi pertama no. 1 taon ka 1, April 1932 terdapat uraian mengenai sejarah berdirinya Moestika Dharma:

"Pada tanggal 2 Augustus taon jang laloe, dalem gedong Khong Kauw Hwe di Solo ada dibikin pertemoean antara bebrapa pamoeka Khong Kauw dan Theosoof Tionghoa dari Djawa Wetan, Tengah dan Koelon, aken meroendingken soeal agama dari bangsa Tionghoa, dalem mana ada dibitjaraken djoega atoeran dan oepatjara jang bersifat sebagi kias atawa sijmbolisch, jang masih blom kataoean atawa toedjoeannja jang aseli, hingga kabanjakan orang tjoemah mengikoetin dengen memboeta pada koelit atawa bagian loearnja jang sringkali kaliatan tida berarti apa-apa. Lantaran tida mengenal pada toedjoean atawa maksode jang ada tersemboeni di sablah dalem, bertambah poela kerna pengaroehnja djeman sekarang jang menoedjoe ka djoeroesan materialistisch, maka boekan sedikit orang jang lantes tarik poetoesan bahoea itoe semoea atoeran dan oepatjara boekan sadja tida perloe, tapi djoega ada bodo dan tachajoel, hingga kaloe bisa lebih lekas disingkirken ada lebih baek....."

Oleh karena itu, tujuan pendirian majalan Moestika Dharma adalah memaparkan pemahaman yang benar mengenai agama, tradisi, dan adat istiadat Tionghoa.

Selanjutnya pada Moestika Dharma no.3 taon ka 1, Juni 1932, memuat mengenai perempuan Tionghoa dan agama, yang merupakan artikel karya Nyonya Tjoa Hin Hoe, Soerabaja, halaman 100:

"Dalem segala pergerakan apa sadja di ini doenia, tida aken bisa mendjadi rame dan madjoe kapan kaoem prampoean tida ambil bagian. Sebab Natuur soeda moestiken adanja Im dan Yang, begitoe djadi dimana ada lelaki, haroes djoega terdapet orang prampoean boeat djadi imbangan. Begitoelah dari djeman doeloe sekali, kaoem prampoean soeda mengambil kadoedoekan jang boekan ketjil; dalem politiek sociaal agama, dan roemah tangga...."

Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan sudah adanya peranan dan emansipasi kaum perempuan Tionghoa.

Di nomor yang sama, halaman 113, terdapat ajaran Mengzi (Beng Tjoe atau Mencius) mengenai bagaimana seorang raja berlaku terhadap musuhnya yang kuat:

"Hertog Wen dari negri Teng (Teng Boen Kong) menanja pada Beng Tjoe begini:

"Teng ada satoe keradja'ann ketjil. Meski akoe soedah berboeat sabrapa bisa aken menjenangken hatinja negri-negri besar jang berdampingan, kita tida djoeba bisa terloepoet dari ganggoean. Haloean apakah akoe haroes ambil soepaja negrikoe tinggal slamet?"

Beng Tjoe mendjawab:-

"Di djeman doeloe, waktoe Radja Tay (kake mojangnja Radja Boen Ong) berdiam di negri Pin, itoe bangsa-bangsa biadab di sablah oetara selaloe lakoeken peperangan ka itoe negri. Radja Tay tjoba membri kapoeasan pada marika dengen hadiaken soetra dan koelit binatang, tapi ia masih teroes diganggoe. Ia briken bingkisan beroepa andjing dan koeda, djoega masih teroes dapet ganggoean...."

Mengzi menawarkan dua hal, yakni:

1.Menyingkir dari negeri tersebut bersama rakyatnya guna membangun negeri baru.
2.Mempertahankan mati-matian negeri warisan leluhurnya tersebut.

Pada Moestika Dharma nomor 9 taon ka-1, December 1932, halaman 309 dipaparkan mengenai asal muasal berkembangnya Agama Protestant di Indonesia, karya Pouw Kioe An:

"Di Indramajoe itoe waktoe soedah ada orang-orang jang anoet Protestant dan pada taon 1865 ada toedjoeh orang jang dipermandikan (doop). Ini djema'at Kristen sebagian besar terdiri dari orang-orang Tionghoa.

Pada tanggal 27 September 1868 pendita Dijkstra di Cheribon telah kasih permandian soetji pada orang-orang Indonesier pertama jang masoek agama Protestant...."

Selanjutnya terdapat pula kisah-kisah mengenai hantu, sebagian contoh di Moestika Dharma no.6 taon ka 1, September 1932, halaman 224, karya Kwee Tek Hoay (K.T.H.):

"Kampoeng Goesti, Mangga Doea, dan Djembatan Merah ada tempat-tempat jang seram boeat orang jang djalan malem disitoe. Doeloean banjak orang pertjaja di itoe tempat-tempat ada iblis jang djalan malem, hingga banjak orang takoet liwat di sitoe kaloe di waktoe malam. Orang tentoe masih ada jang inget bagimanana ada toekang deeleman jang tjerita moeat prampoean bagoes, tapi waktoe sampe di Mangga Doea itoe prampoean mendadak ilang....."

Pada edisi lainnya terhadap rumah bekas pembunuhan yang menjadi berhantu.

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.











Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Rabu, 28 Mei 2014

BUKU ROMAN SASTRA MELAYU TIONGHOA "DEWA....?"

BUKU ROMAN SASTRA MELAYU TIONGHOA "DEWA....?


Ivan Taniputera
29 Mei 2014




Judul: "Dewa.....?" Merupakan serial "Tjerita Roman" no.11, taoen ka 1, November 1929
Penulis: Liem Khing Hoo
Penerbit: Tjerita Roman, 1929
Jumlah halaman: 84

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:



Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU ROMAN SASTRA MELAYU TIONGHOA "DASAR PROENTOENGANNJA" (1 JILID TAMAT)

BUKU ROMAN SASTRA MELAYU TIONGHOA "DASAR PROENTOENGANNJA" (1 JILID TAMAT)

Ivan Taniputera
28 Mei 2014




Judul: Dasar Proentoengannja, serial roman "Penghidoepan" 15 Januari 1929, taon ka V
Penulis: Chou Paw Chang, Bandjarnegara
Penerbit: Tans' Drukkery, Soerabaia, 1929
Jumlah halaman: 108

Terdapat penjelasan sebagai berikut:

"Dasar Proentoengannja.

Kalimat di atas sesoenggoenja amat tjotjok dipake dalem ini tjerita jang kedjadian betoel, dimana Dick Stead, satoe pemoedah jang pande dalem doenia football ada pegang rol penting.

Banjak pergoeletan boeat belai kedjahatan dan kebaekan ada terloekis di ini boekoe, hingga aken menimboelken pembatja poenja soeatoe pengrasahan gemes, penasaran, terharoe dan achirnja satoe kapoewasan, sebab Dick Stead jang baek dan berboedi dapetken berkah...."

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.




Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU ROMAN "TERKOEBOER" (SATU JILID TAMAT)

BUKU ROMAN "TERKOEBOER" (SATU JILID TAMAT)

Ivan Taniputera
28 Mei 2014




Judul: Terkoeboer, merupakan serial "Boelan Poernama" nomor 15, Agustus 1930, tahun ka 2.
Penulis: R. P. Tjondrowinoejoeng
Penerbit: Drukkerij Litera, Bandoeng, 1930
Jumlah halaman: 104

Roman ini mengisahkan seseorang yang mendapatkan hukuman karena ketidak-adilan dan fitnah. Pada halaman pertama dapat kita baca sebagai berikut:

"Pada itoe djeman, jah kira-kira lebih dari satoe satenga abad jang laloe, dimana perkoempoelan dangang Olanda jang pake merk Oost-Indische Compagnie pegang pamarentahan sebagian ketjil dari Java ini, di berbagi-bagi tempat, dimana pamarentahan masi digenggam dalem tangannja pamerenta ka-Sultanan Djawa, sasoeatoe afdeeling ada ditjokolken satoe Boepati (samanja Regent dari gouvernement sekarang ini), satoe Kliwon (samanja patih dari pamerenta jang sekarang) dan bebrapa penggawe negri rendahan, seperti Demang, Tjamat, enz. Ini Boepati, salaen dari moesti merangkep pekerdja'an voorzitter......."

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.





Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Selasa, 27 Mei 2014

BUKU TENTANG PERKARA KRIMINAL DI BANGKA TAHUN 1930-AN

BUKU TENTANG PERKARA KRIMINAL DI BANGKA TAHUN 1930-AN

Ivan Taniputera
28 Mei 2014




Judul: Persakoetoean Boesoek di Poelo Bangka (Kadjadian 1930-1933)
Penulis: Tan Boen Kim (1887-1959)
Penerbit: Bookh. & Drukk. "National," Batavia, tanpa tahun tapi masih menggunakan ejaan van Ophuysen
Jumlah halaman: 152

Buku ini meriwayatkan mengenai peristiwa kejahatan yang berlangsung di Bangka pada tahun 1930. Pada bagian pertama diriwayatkan pembunuhan terhadap Liong Siong Lim:

"Daaar!.... daaaaar!!!......
Begitoelah terdenger soeara berdjedar doewa kali jang boenjinja ampir beroentoen.
Djedar pertama maski tjoekoep keras, telah liwat dengen zonder dapet perhatikan, kerna saroe sama geroedoekan soearanja vrachtauto. Tapi djedar kadoea menarik betoel pendengerannja orang-orang jang berada di deket itoe tempat. Brapa antaranja jang lagi berdiri atawa djalan-djalan pada berpaling ka djoeroesan dimana ada terdenger itoe soeara, kerna di itoe saat djoega ada kadengeran treakan minta toeloeng dan berbareng itoe, orang jang bertreak lantas roeboeh......"

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:





Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Minggu, 25 Mei 2014

BUKU BERBAHASA BELANDA MENGENAI SEJARAH KEDATANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

BUKU BERBAHASA BELANDA MENGENAI SEJARAH KEDATANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Ivan Taniputera
25 Mei 2014




Judul: De Islam en Zijn Komst in den Archipel
Penulis: Dr. W. F. Stutterheim (1892-1942)
Penerbit: J. B. Wolters, Groningen, Batavia, 1935
Jumlah halaman: 140
Bahasa: Belanda

Buku ini memaparkan sejarah kedatangan Islam di Kepulauan Nusantara. Berikut ini adalah daftar isinya.



Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.







Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Senin, 19 Mei 2014

BUKU RAMALAN KWAN IM (PETANGAN KWAN IM) DENGAN KARTU CEKI ATAU LINTRIK

BUKU RAMALAN KWAN IM (PETANGAN KWAN IM) DENGAN KARTU CEKI ATAU LINTRIK

Ivan Taniputera
19 Mei 2014




Judul: Petangan Kwan Im
Penerbit: Badan Penerbitan Sunrise, Djakarta, masih menggunakan ejaan van Ophuysen
Jumlah halaman: 124

Buku ini berisikan ramalan Kwan Im dengan menggunakan media kartu ceki atau lintrik. Pertama-tama kita memilih salah satu di antara 25 kemungkinan pertanyaan yang disajikan dalam buku ini, yakni:



Selanjutnya kita menarik salah satu kartu ceki atau lintrik dan mencocokkan angka jawabannya dengan tabel berikut ini:



Setelah mengetahui angka atau nomor jawabannya kita lalu mencarinya pada buku ini.

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.





Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU RAMALAN BOEN ONG KWA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU CEKI ATAU LINTRIK

BUKU RAMALAN BOEN ONG KWA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU CEKI ATAU LINTRIK

Ivan Taniputera
19 Mei 2014




Judul: Boekoe Petangan Boen Ong Kwa
Penerbit: Badan Penerbitan Sunrise, Djakarta, masih menggunakan ejaan van Ophuysen
Jumlah halaman: 188 halaman

Buku ini membahas mengenai ramalan Boen Ong Kwa dengan bantuak kartu ceki atau lintrik. Pada bagian sampulnya terdapat keterangan:

"Dengen gunakan kartu Tjeki (kartu Djawa) dan kaart jang berikut; dapat di meliatin 40 rupa fatsal petangan dengan tjara praktis dan dapatkan petangan jang tjotjok, bila digunakan dengan penuh kapertjajahan dan tulus."

Berikut ini adalah daftar isinya:





Pertama-tama kita mencari pertanyaan yang sesuai di antara 40 kemungkinan pertanyaan yang tersedia dalam buku ini, antara lain:

1.Peroentoengan bagoes atawa tida.
2.Bakal oentoeng atawa roegi.
3.Anak lelaki poenja peroentoengan.
4.Anak prempoean poenja peroentoengan.
5.Peroentoengan di darat atawa di laoetan.
6.Pengharepan boleh mendjadi atawa tida.
7.Bisa naek pangkat (naek gadji) atawa tida.
........

Selanjutnya penanya mengambil salah satu kartu ceki dan melihat tabel guna mencari nomor jawabannya. Selanjutnya nomor tersebut dapat dicari pada buku ini dan penanya akan mengetahui jawaban pertanyaannya.

Berikut ini adalah lembaran tabelnya.



Berikut ini adalah contoh halamannya:





Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.