Sabtu, 27 Juli 2013

MASALAH "PERAMPOKAN" LAGU TERNYATA BUKAN HANYA DI ZAMAN SEKARANG

MASALAH "PERAMPOKAN" LAGU TERNYATA BUKAN HANYA DI ZAMAN SEKARANG

Ivan Taniputera
26 Juli 2013




Saya baru saja mendapatkan majalah jadul Skets Masa no.1 tahun VIII, 1964 ini. Setelah saya reparasi dan tambal bagian-bagian yang sobek, saya pun membacanya. Ternyata di halaman 33 terdapat artikel menarik yang memperlihatkan bahwa pengambil-alihan lagu itu juga terjadi di zaman dahulu atau tepatnya tahun 1960-an. Berikut ini adalah artikel yang akan saya bagikan:

LAGU-LAGU KITA MAU DIRAMPOK

Beberapa waktu jang lalu kami mendapat kesempatan untuk mengikuti suatu rombongan musik dari luar negeri. Rombongan musik tsb. datang di Indonesia setelah mengundjungi Negara Boneka Malaysia. Sebagaimana biasa rombongan sematjam itu selain memperkenalkan musik negaranja djuga mempeladjari musik2 dari negara2 jang dikundjunginja.

Dalam suatu perdjalanan bus, saja menjanjikan lagu2 Indonesia al. Naik2 ke Gunung Nona.

"Bagaimanakah kau bisa lagu itu?" tanja salah seorang tamu asing kita.

"Mengapa saja harus tidak bisa" djawab saja keheran2an. "Ini adalah lagu rakjat Indonesia jang telah saja kenal semendjak saja masih ketjil."

"O begitu?" dia keheran2an "Saja diberitahu orang2 di Malaysia bahwa lagu itu adalah lagu mereka!"

"Jang bener adje bung" djawab saja agak marah  marah sama jang meng aku2 lagu itu kepunjaanja "melihat bahasa"nja sadja sudah terang kalau bahasa Ambon!"

Lalu tamu kita kita itu mentjeritakan bahwa mereka telah diadjari lagu2 Malaysia" lainnja seperti..... "Tjatja Maritja" Potong Bebek dsbnja.......

ANA-Jogja.

Berdasarkan artikel di atas kita mengetahui bahwa pengambil-alihan lagu dari negara kita juga telah terjadi pada tahun 1960-an. 
 
 

Senin, 22 Juli 2013

BUKU NOVEL JADUL "DE SHEIK"

BUKU NOVEL JADUL "DE SHEIK"

Ivan Taniputera
22 Juli 2013



Judul: De Sheik (terdiri dari 6 jilid)
Pengarang: E. M. Hull (tetapi tidak dicantumkan dalam buku ini).
Penerjemah: Tan King Tjan, penoelis dari "Radja Goela," "Penitie Dasi Berliant."
Penerbit: Boekhandel & Drukkerij Ang Sioe Tjing, Soerabaia, 1925.
Jumlah halaman: 486 halaman (6 jilid lengkap).


Novel ini mengisahkan mengenai petulangan seorang wanita bernama Diana Majo yang diculik saat mengadakan petulangan di tengah gurun pasir dengan menunggang kuda.

Buku ini masih menggunakan ejaan lama. Pembukaannya adalah sebagai berikut:

"Apa kaoe tida maoe ikoet masoek, Lady Conway? Orang sedeng asik berdansa."
"Tida nanti. Ini pesta dansa ada djadi permoela'an dari satoe perboetan jang akoe sanget tida moefakat. Akoe anggep jang Diana Majo berlakoe sanget tida pantes dengen bikin ini perdjalanan, dengan tida dianter oleh penganter atawa boedjang-boedjang prempoean. Ia loepa, boekan sadja ia bikin bernoda namanja, tapi djoega ia poenja negri sendiri. ia tjoema pergi dengen toekang-toekang toentoen onta......."

Bagi yang berminat fotokopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Kamis, 11 Juli 2013

SATU LAGI BUKU DRAMA KARYA KWEE TEK HOAY

SATU LAGI BUKU DRAMA KARYA KWEE TEK HOAY


Ivan Taniputera
11 Juli 2013




Judul: Barang Perhiasan Jang Paling Berharga
Penulis: Kwee Tek Hoaij
Penerbit: Typ. Drukkerij Moestika, Tjitjoeroeg, 1936
Jumlah halaman: VI+49

Sesuai dengan penjelasan di halaman depannya, "satoe lelakon jang meloekisken tjatjat-tjatjat jang sering tertampak dalem kalangan prampoean Tionghoa di Indonesia," maka kita dapat menduga bahwa drama ini mengisahkan mengenai kaum wanita. Pemainnya juga sepenuhnya adalah wanita.

Pada halaman 1 dapat kita jumpai asal muasal ditulisnya drama ini:

Bebrapa Pengoendjoekan

Pada bebrapa boelan jang laloe, salagi langit mendoeng dan hoedjan toeroen teroes-meneroes sampe bebrapa belas hari lamanja, kita poenja pondokan jang soenji dan goerem dibikin djadi bertjahaja oleh koendjoengannja doea Hoedjin jang lagi sedeng berichtiar aken fahamken kabatinan dan berdiriken pakoempoelan dari orang-orang prampoean di tempat kediamannja.

Dalem pembitjara'an antara laen-laen marika ada minta dikarangin satoe soeal djawab (dialoog) aken oendjoek tjatjat-tjatjat dari kaoem prampoean Tionghoa oentoek digoenaken kapan itoe pakoempoelan soedah berdiri dan adaken uitvoering bagi ledennja.

Aken penoehken itoe kainginan maka, dengen menoenda laen-laen tjerita tooneel jang lagi hendak dikerdjaken, kita soedah perloeken toelis ini "Barang Perhiasan jang Paling Berharga." Dengan begitoe telah terlahir satoe toonelstuk jang speciaal boeat dimaenken oleh orang-orang prampoean Tionghoa, dan jang boekan sadja teritoeng paling pertama jang kita perna karang, tapi djoega sabagitoe djaoe jang kita taoe, ada jang paling pertama jang orang perna toelis dalem bahasa Melajoe di Indonesia.

Maskipoen beroepa tjerita tooneel, sabetoelnja apa jang ditoelis dalem ini boekoe tjoemah terdiri dari soeal djawab antara doea orang prampoean, Tjoe Swat Nio dan Njonja Tjee Kee Kiam. Rol dari Tjee Loan Nio, maskipoen sampe penting dan bisa djadi sanget menarik kapan di pegang oleh satoe orang jang pande, sabenernja tida teritoeng berat. Dengan begini kita hendak tjoba penoehken itoe kainginan boeat karangan samatjem "Dialoog" jang bisa memberi kasedaran bagi kaoem prampoean Tionghoa, dengan oendjoek dan bitjaraken tjatjat-tjatjatnja jang teroetama.

Buku ini sangat bermanfaat bagi para peminat sastra Melayu Tionghoa.

Bagi yang berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

DRAMA "BIDJI LADA" KARYA KWEE TEK HOAY YANG DIAMBIL DARI KISAH KEHIDUPAN BUDDHA

DRAMA "BIDJI LADA" KARYA KWEE TEK HOAY YANG DIAMBIL DARI KISAH KEHIDUPAN BUDDHA

Ivan Taniputera
11 Juli 2013





Judul : Bidji Lada: Tooneelstuk dari Penghidoepan Buddha Dalem 2 Bagian
Penulis: Kwee Tek Hoaij
Penerbit: Typ. Drukkerij Moestika, Tjitjoeroeg, 1936
Jumlah halaman: VII+18.

Buku ini memuat lakon drama yang diambil dari hikayat Kissa Gotami dalam Agama Buddha. Hikayat tersebut meriwayatkan mengenai seorang wanita bernama Kissa (dalam buku ini disebut Krisha) Gotami yang mengalami kematian anaknya. Krissha Gotami lantas menjumpai Hyang Buddha Gotama dan meminta Beliau menghidupkan anaknya kembali. Buddha lantas memintanya mencari segenggam biji lada. Namun bukan sembarang biji lada, harus berasal dari: "satoe roemah, dan dikasih oleh satoe orang, jang belon perna kamatian." (halaman 9). Maksudnya adalah keluarga yang belum pernah mengalami kematian anggota keluarganya. Dalam hal ini, Hyang Buddha hendak mengajarkan bahwa kematian merupakan sesuatu yang alami bagi semua makhluk.

Drama ini sangat cocok dipergunakan dalam mengajarkan Dharma.

Sebelum memulai dengan dramanya, diberikan dulu berbagai penjelasan, seperti yang ada di halaman V:

"Dari sebab ini tjerita kadjadiannja di Hindustan pada 25 abad laloe, maka dalem hal pakaean orang tida boleh berlakoe sembarangan. Boeat Buddha sendiri, begitoe poen pengikoet-pengikoetnja, haroes digoenaken djoebah koening sederhana seperti jang biasa dipake oleh satoe Bhikkhu, zonder ada perhiasan apa-apa. Orang jang pegang itoe rol dari Buddha, Ananda dan laen-laen pengiringnja, tida perloe tjoekoer ramboet sampe litjin betoel sebab-seperti bisa diliat dari dari patoeng-patoeng Buddha jang kadapetan-sabetoelnja Buddha poenja kepala tida goendoel, hanja toemboe ramboet pendek jang gomplok."....

Berikut ini adalah kutipan dari halaman 1:

BIDJI LADA
Tooneelstuk dalem doea bagian oleh K.T.H.
(Diperlindoengin oleh Hak Pengarang)

ORANG-ORANG DALEM LELAKON.

GAUTAMA BUDDHA.................................Oesia 40
KRISHA GAUTAMI....................................Oesia 20
ANANDA, moerid jang paling rapet pada Buddha...Oesia 25

Beberapa moerid dan pengikoetnja BUDDHA, lelaki dan prampoean, toe dan moeda.

TEMPAT KEDJADIAN: DI BENGAL OETARA INDIA.
TEMPO KEDJADIAN: TAON 535 DI MOEKA KRISTUS (Maksudnya Sebelum Masehi).....

Bagi yang berminat fotokopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Rabu, 03 Juli 2013

BUKU UNIK KITAB GIOK AH KIE (TJAP DJI TJA) "THIO TIAN SOE RADJA SETAN"


BUKU UNIK KITAB GIOK AH KIE (TJAP DJI TJA) "THIO TIAN SOE RADJA SETAN"


Ivan Taniputera
9 Juni 2013




Judul: Kitab Giok Ah Kie (Tjap Dji tja) "Thio Tian Soe Radja Setan"
Terkarang oleh Goan Hong & Co.
Tertjitak di Kantoor Batavia, G. Kolff & Co., 1902.

Merupakan buku yang unik dan dipergunakan meramalkan serta mengobati penyakit yang disebabkan makhluk halus atau hal-hal gaib, sebagaimana yang disebutkan di halaman 3:

"Adapoen ini boekoe akan goenanja sekalian pembatja bangsa Tjina, jang pertjaja dari hal ilmoe meliatin, boeat sekalian orang jang sakit terkena (Hoantio) die goda oleh iblis? dari sebab mandjoernja ilmoenja "THIO TIAN SOE" akan di Kiasin oleh jang sakit, maka sebab itoe die salin bahasa melajoe, dari boekoe GIOK AH KIE soepaja mendjadiken gampang bagi sekalian orang jang pertjaja, hal boeang boeangin menoeroet boekoe, soepaja jang sakit boleh mendjadi baik dari pada sakitnja."

Terdapat gambar hu sebagai berikut:




Sebagai contoh terdapat penjelasan sebagai berikut:

TANGGAL 1 HARI, TJEE IT DJIT.

Orang jang sakit pada tanggal 1 hari boelan tjina, terkena di Tang Lam [wetan kidoel] di antara djalan, dari aloesnja poehoen kajoe, dan iblisnja orang mati jang tiada karawattan jang ganggoe, sakit kapala, panas dingin, bangoen dan doedoek tiada koewat, makan dan minoem tiada napsoenja, pake kertas koening 5 lembar mengadap di Tang Lam, [wetan kidoel] 40 tindak bakar nistjaja djadi slamat.

N.B. boeat anak ketjil sakit menoeroet di atas, nistjaja djadi slemat. Kasi makan 1 hoe, dan tempel di atas pintoe 1 hoe, nistjaja segala iblis djaoe dari jang sakit.

Kemudian terdapat pula bagian "Hal Menjataken Orang Jang Sakit" terpetik dalem boekoe tjina "Ban Po Tjoan Sie" menjataken di antara Lak Tjap Ka Tjie (di dalem 60 hari berider slama-lamanja)

Ja-itoe: Tjoe, Thio, In, Bauw, Sin, Tjih, Ngo, Bie, Zin, Joe, Soet, Haij,

Berdjalan sebagi horlodji setiap hari berganti-ganti demikianlah boenjinja:

"Tjoe"
Djikaloe orang djato sakit di hari "Go Tjoe Djit" ja'itoe seperti ada tertoelis di bawa ini adanja:

"Ka Tjoe Djit" orang itoe sakitnja "ada brat sakitnja".
"Pia Tjoe Djit" orang itoe sakitnja "ada soesah sakitnja".
"Bo Tjoe Djit" orang itoe sakitnja "soedah tacdirnja Toehan".
"Kheng Tjoe Djit" orang itoe sakitnja "tiada djadi pandjang".
"Djim Tjoe Djit" orang itoe sakitnja "ada lama baiknja".

Terdapat pula di halaman 18-19 bulan yang kurang baik bagi masing-masing shio:

Sebagai contoh:

"Tjih"

Djikaloe orang Shio "Tjih [Tikoes] pada boelan 12 orang Tjina [Tjap djie gowe] haroes djaga diri kerna "Bintang gelap" adanja.

Selanjutnya terdapat pula tafsiran makna bagi mimpi.

Bagi yang berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU LANGKA CARA MERAMAL DENGAN KARTU CEKI

BUKU LANGKA CARA MERAMAL DENGAN KARTU CEKI

Ivan Taniputera
22 Juni 2013





Metoda meramal dengan kartu ceki telah lama menarik perhatian saya dan semenjak lama saya telah mencari buku meramal dengan kartu tersebut. Kebetulan saya telah memiliki kartunya dan tinggal menunggu mendapatkan buku mengenai cara memanfaatkannya sebagai wahana peramalan.  Kemarin saya sungguh beruntung mendapatkan buku langka mengenai bagaimana meramal dengan kartu ceki. Keingin-tahuan saya mengenai ramalan ceki akhirnya terpuaskan.




Adapun data bukunya adalah sebagai berikut.

Judul buku: Resia Tersemboeni Dalem Kartoe Djawa: Boekoe Meliatin Segala Roepa Petangan Dengan Pergoenaken Kartoe Djawa (Kartoe Tjeki).
Penerbit: Boekhandel "Sunrise" Batavia, 1941
Nama pengarangnya tidak disebutkan dalam buku ini.

Pertama-tama kita diajarkan mengenali nama-nama kartu ceki (halaman 5-8). Sebagai contohnya adalah:




Kartu ini disebut Yo Kasoet.




Kartu ini disebut Yo Njonja.




Kartu ini disebut Yo Pandjang.




Kartu ini disebut Yo Perit.




Kartu ini disebut Yo Lauwtjan.

Kelima kartu di atas disebut kartu kelompok Yo, yang berjumlah lima. Cara mengenalinya adalah pada bagian sudut kanan atas dan kiri bawah.

Kemudian terdapat kelompok kartu DJIE, yang terdiri dari tiga:
1.Djie Bengkok
2.DJie Katja
3.Djie Pentil

Kelompok kartu SAH, terdiri dari tiga:

1.Sah Djaroem
2.Sah Oedang
3.Sah Wadjik

Kelompok kartu SIE, terdiri dari tiga:

1.Sie Kalong
2.Sie Kondeh
3.Sie Pinggang

Kelompok lainnya adalah GO, LAK, TJIT, PEH, dan KAUW, masing-masing ada tiga kartu.

Kemudian dijelaskan cara meramal dan arti masing-masing kartu.

Sebagai contoh, kartu Yo Kasoet artinya adalah (halaman 25):

Kakoesoetan, kekaloetan, Prampoean satenga toea, jang rewel, bawel.
Lelaki tarik Yo Kasoet = seperti prampoean moeloet bawel.

Berminat fotokopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.