Rabu, 27 November 2013

BUKU ZADUL TENTANG CARA MEMBUAT KEMBANG GULA ATAU PERMEN

BUKU ZADUL TENTANG CARA MEMBUAT KEMBANG GULA ATAU PERMEN

Ivan Taniputera
28 November 2013




Judul buku: Atoerannja Membikin Permen (Kembang Goela)
Pengarang: William Tan
Penerbit: Boekhandel "Kartti-Dharma," Toeloengagoeng, 1936
Jumlah halaman: 34.

Ini merupakan buku mengenai cara-cara membuat permen. Pada halaman 4 di bagian "Permoela'an Kata" tercantum sebagai berikut:

"Ini boekoe kita harep bisa memenoeken keinginannja banjak orang, jang maoe diriken peroesahan permen (kembang goela) dengan kapitaal saderhana."


Pada halaman 5 terdapat hal-hal yang penting sehubungan dengan kondisi gula dalam pembuatan permen:

"Permen ada terbikin dari goela jang haroes dibikin begitoe roepa, hingga bisa enak rasanja dan menarik orang poenja keinginan boeat mengitjipi....

Lebi lama kita tinggalken itoe aer goela mendidi, makin banjak aer mendjadi oewap, sedeng itoe aer goela semangkin mendjadi kental.

Makin kental keada'annja itoe aer goela, makin tinggi oekoerannja panas.

Dari sebab begini, maka kita bisa mentjotjoken keadaa'an kentalnja aer goela pada, waktoe mendidinja, dengen oekoeran panas.

Boeat oekoer itoe panas, kita goenaken timbangan panas, jang dinamakan THERMOMETER dan bisa dibeli di segala apotheek...."

Selanjutnya dicantumkan pula berbagai resep permen.

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU BELAJAR BAHASA THAI YANG SANGAT BAGUS

BUKU BELAJAR BAHASA THAI YANG SANGAT BAGUS

Ivan Taniputera
27 November 2013





Judul: Thai Self Taught
Pengarang: GMBG
Penerbit: Khun Vadee Duraruksh, The Krung deb Barnagar Press, Bangkok, 1940
Jumlah halaman: 208
Bahasa Pengantar: Inggris

Ini merupakan buku pelajaran bahasa Thai yang sangat bermanfaat bagi para pelancong, sebagaimana yang dinyatakan dalam kata pengantarnya:

"The book is intended for the use of Travellers and New comers to Thailand, who wish to pick up a knowledge of words and expression such as used in general conversation and in daily dealings with servants and others, without entering on a systematic study of the languange."

Dengan demikian, buku ini tidak banyak membahas mengenai tata bahasa Thai, melainkan frasa-frasa penting bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Thai, yakni dalam aksara Latin serta Thai. Berikut ini adalah contoh-contoh halaman dalam buku tersebut:





Terdapat beberapa hal menarik dalam bahasa Thai, misalnya angka, yang mirip dengan bahasa Tionghoa (halaman 44-45). Saya akan membuat perbandingannya dengan bahasa Mandarin dalam bentuk tabel di bawah ini.



Ternyata terdapat kemiripan antara bahasa Thai dengan Kanton sehubungan dengan penamaan angka. Selain itu, sistim penamaan bagi belasan dan puluhan juga mirip.

Hal unik lain adalah istilah bahasa Thai bagi lautan, yakni "Mahasamut" (halaman 62) มหาสมุทร. Istilah ini berasal dari bahasa Sansekerta, yakni "Mahasamudera."

Istilah bagi pasir adalah "Sai" ทราย, yang mirip dengan bahasa Mandarin "sha"  沙.

Bagi yang berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Kamis, 21 November 2013

BUKU TENTANG TATACARA PENULISAN BAHASA JAWA DALAM HURUF LATIN

BUKU TENTANG TATACARA PENULISAN BAHASA JAWA DALAM HURUF LATIN

Ivan Taniputera
22 November 2013



Judul: Jogja Sastra Jaikoe Patokan Panoelise Basa Djawa ing Aksara Walanda
Pengarang: L.G. Bertsch, M. Dwidja Sewaja, M. Nirman, P. Penninga, dan R. Tirtadanoedja
Penerbit: G. Kolff & Co., Betawi, 1913
Jumlah halaman: 32
Bahasa: Jawa

Pada bagian sampul buku ini tertera "Patokan Panoelise Basa Djawa ing aksara Welanda," yang artinya adalah "Pedoman Penulisan Bahasa Jawa dalam Aksara Belanda." Tentu saja yang dimaksud dengan Aksara Belanda di sini adalah Aksara Latin. Pada bagian pembukaan tertera sebagai berikut:

"BEBOEKANE"

BASA DJAWA DITOELIS NGANGGO AKSARA WELANDA

Wong ikoe sidji lan sidjine pada preloe mratelakake (nglahirake) apa kang dadi tjiptaning atine. Kang di-enggo serana, kedjaba solah-tingkah, ia ikoe basane. Basa maoe toemrape sidji-sidjining bangsa pada beda-beda."

Terjemahannya adalah sebagai berikut:

"PEMBUKAAN

BAHASA JAWA YANG DITULIS MENGGUNAKAN AKSARA BELANDA

Umat manusia itu masing-masing perlu mengungkapkan isi hatinya. Yang dipergunakan sebagai sarana, selain tindakan atau perbuatan, adalah bahasa. Bahasa itu berbeda-beda pada masing-masing bangsa."

Pada halaman 6 terdapat penjelasan bahwa bahasa Jawa kini dapat ditulis dalam tiga aksara:

"Basa Djawa ikoe ing sa-iki loemrah katoelis nganggo:

a.aksara Djawa,
b.aksara Arab,
sarta wiwit katoelis nganggo
c.aksara Welanda..."

Terjemahannya adalah sebagai berikut:

"Bahasa Jawa itu sekarang umum ditulis dengan:

a.aksara Djawa,
b.aksara Arab,
serta mulai ditulis dengan
c.aksara Welanda..."

Kemudian diulas penjelasan singkat bagi masing-masing aksara tersebut. Sebagai contoh mengenai aksara Jawa disebutkan:

"a.Aksara Djawa ikoe kaleboe toelis-wandan, petjikan saka ing toelis Sanskrit, kang dek bijen diwoelangake dening bangsa Indoe marang wong Djawa, bebarengan karo piwoelang lia-liane ('ndelenga tjaritane ing lajang Adji Saka). Ana ing tanah Djawa kanggone aksara maoe sangsaja lawas toemprap marang basane wong boemi...."

Terjemahannya adalah sebagai berikut:

"Aksara Jawa termasuk aksara berdasarkan bunyi suku kata, berasal dari tulisan Sansekerta, yang pada zaman dahulu diajarkan oleh orang India pada orang Jawa, bersamaan dengan ajaran lain-lainnya (silakan lihat ceritanya dalam kisah Aji Saka). Di tanah Jawa aksara tersebut lama kelamaan diterapkan pada bahasa setempat...."

Pada halaman 9 disebutkan mengenai penyerapan kata-kata dari bahasa asing:

"Toer wong Djawa ikoe, jen arep madjoe, ora kena ora, koedoe ngangggo temboeng mantja. Kang mengkono wis toemindak, wong Djawa sa-iki wis akeh panganggone temboeng Welanda serta temboeng Arab, jaikoe saben-saben woewoeh pangerti anjar, ia woewoeh temboenge mantja.

Nganggo temboeng mantja maoe doedoe kanistan; saben bangsa ia sok nganggo temboeng mantja, nanging jen ing basane dewe ana temboenge, njilih temboeng ikoe koerang prajoga."

Terjemahannya adalah sebagai berikut:

"Maka orang Jawa jika ingin maju, tidak dapat tidak, harus menggunakan kata dari bahasa asing. Hal yang seperti itu telah berlaku, orang Jawa sekarang banyak menggunakan kata-kata dari bahasa Belanda dan Arab, yaitu setiap menjumpai pengertian baru, menggunakan kata-kata bahasa asing.

Menggunakan kata-kata dari bahasa asing itu bukanlah sesuatu yang hina; setiap bangsa pernah menggunakan kalimat dari bahasa asing, namun jika dalam bahasanya sendiri sudah ada kata yang mewakilinya, meminjam kata bahasa asing adalah sesuatu kurang tepat."

Lebih jauh lagi, pada halaman 14 disebutkan bahwa penggunaan huruf o dalam penulisan bahasa Jawa adalah kurang tepat:

"o oega ora prajoga, sabab wong-wong bandjoer pada kelantoer panoelise, oepama:

Gondokoesoemo, benere Gandakoesoema;
Diponegoro, benere Dipanegara;
Soerowidjojo, benere Soerawidjaja.

Jadi yang benar adalah dengan menggunakan huruf a, seperti contoh-contoh di atas.

Buku ini sangat bermanfaat bagi para guru dan peminat bahasa Jawa.

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Rabu, 20 November 2013

BUKU KUMPULAN CERITA SILAT TEMPO DOELOE

BUKU KUMPULAN CERITA SILAT TEMPO DOELOE

Ivan Taniputera
20 November 2013





Ini merupakan buku serial cerita silat tempo doeloe yang terbagi menjadi serial Tjerita Silat dan Goedang Tjerita. Adapun data-data serial yang ada adalah sebagai berikut:

1.Tjerita Silat no.30, Tahon III, 15 Juni 1935, halaman 90-190.
2.Tjerita Silat no.32. Tahon III, 15 Augustus 1935, halaman 191-258.
3.Tjerita Silat no.34. Tahon III, 15 October 1935, halaman 320-452.
4.Tjerita Silat no.35, Tahon III, 15 November 1935, halaman 453-581.
5.Tjerita Silat no.36, Tahon III, 15 December 1935, halaman 657-751.
6.Goedang Tjerita Djilid VIII Thn 2, 15 Juli 1948, Tjit Kiam Sip Sam Hiap oleh Li Tsu, halaman 1993-2088.
7.Goedang Tjerita Djilid IX Thn 2, 1 Januari 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 773-852.
8.Goedang Tjerita Djilid X Thn 2, 15 Januari 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 853-952.
9.Goedang Tjerita Djilid XI Thn 2-1 Februari 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 953-1052.
10.Goedang Tjerita Djilid XII Thn 2, 15 Februari 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 1053-1148.
11.Goedang Tjerita Djilid XIII Thn 2, 1 Maart 1949, Tjoe Bo Kim So, oleh Kwo Lay Yen, halaman 1149-1236.
12.Goedang Tjerita Djilid XVII, Thn 2, 1 Mei 1949, Tjit Kiam Sip Sam Hiam, oleh Li Tsu, halaman 1509-1604.
13.Goedang Tjerita Djilid XVIII, Thn 2, 15 Mei 1949, Tjit Kiam Sip Sam Hiap, oleh Li Tsu, halaman 1605-1694.
14.Goedang Tjerita Djilid XXI, Thn 2, 1 Juli 1949, Tjit Kiam Sip Sam Hiap, oleh Li Tsu, halaman 1893-1988.
15.Goedang Tjerita Djilid XXII, Thn 2, 15 Juli 1949, Tjit Kiam sip Sam Hiap, oleh Li Tsu, halaman 1993-2088.

Berikut ini terdapat beberapa kutipan yang berasal dari serial-serial silat tempo doeloe tersebut:

Pada Tjerita Silat no.30, Tahon III, 15 Juni 1935, halaman 91-92:

"Kaloe toewan meliat pada akoe poenja doewa moerid itoe, harap sadja djangan djadi tertawa. Sahabisnja berkata begitoe lantas sadja ia bersoeit, koenjoeng-koenjoeng dari dalem roemah ada lompat kaloewar doewa tikoes besar, semoewanja ada tiga kaki tingginja, dan itoe waktoe doewa-doewanja berdiri di kadoewa kaki blakangnja sabagi djoega manoesia, marika poenja mata mengaloewarken sorot jang mentjorong dan dari marika poenja moeloet mengaloewarken soewara tjetjowetan dengen riboet.

"Sekarang akoe maoe pergi ka Hotjioe," kata Hong Pouw Sinshe pada itoe doewa tikoes, ,, boleh djadi tida lebih dari sepoeloeh hari tentoe aken balik poelang, dan kaoe berdoewa moesti djaga roemah dengen hati-hati.

Itoe doewa tikoes beroelang-oelang menggoetken kapalanja, hingga soeda membikin Pang Thian Tek jang meliati dari satoe pinggiran tida tahan boewat tidak tertawa; tapi sabegitoe lekas Pang Thian Tek tertawa itoe doewa tikoes lantas sadja maoe manerdjang sama iapoenja kadoewa kaki depan jang koekoenja dikaloewarken, dan itoe semoewa koekoe ada begitoe tadjem sabagi djoega gaetan besi. Pada waktoe Pang Thian Tek merasa kaget dan maoe lontjat menjingkir pada itoe doewa tikoes.

"He, binatang, koerang adjar! djangan brani menganggoe akoe poenja tetamoe!" kata ia...."

Demikianlah terdapat kisah mengenai hal-hal unik dan ajaib pada bagian ini.

Pada Tjerita Silat no.32. Tahon III, 15 Augustus 1935, halaman 218:

"Tian Kim Sim satelah meliat itoe kaadahan lantas sadja ambil satoe piauw dari kantongnja sembari berseroeh: "Djahanam kapala goendoel djangan oendjoek kakosenan di sini!" sembari ajoenken tangannja jang mamegang piauw. Dalem sa'at itoe djoega kaliatan satoe sinar mengkredep dan dingin menoedjoe ka djoroesan tenggorokannja Beng Sian, siapa koetika mendengar Tian Kim Sin poenja soeroehan dengen tjepat berpaling boewat meliat, tapi itoe piauw soeda dekat ka djoeroesan lehernja, hingga dengan kaget dan goegoep ia berkelit, tapi tida oeroeng mengenaken djoega iapoenja poendak kiri. Oleh kerna itoe djoega Beng Sian poenja gerakan djadi kaloet...."

Terdapat pula pertarungan-pertarungan yang seru dalam serial-serial ini.

Meskipun tidak lengkap. namun masih dapat dinikmati.

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Minggu, 17 November 2013

BUKU TENTANG ATURAN-ATURAN (BESLUIT) KELUARAN RESIDEN KEDIRI TAHUN 1923

BUKU TENTANG ATURAN-ATURAN (BESLUIT) KELUARAN RESIDEN KEDIRI TAHUN 1923

Ivan Taniputera
18 November 2013



Judul: Pertalan (Toeroenan) Petikan saking Register-register Besluitipoen Padoeko Kangdjeng Toewan Resident KEDIRI tanggal 8 Januari 1923.
Penerbit: Boedi Karjo, Kediri, 1923
Jumlah halaman: 7
Bahasa: Jawa dengan ejaan van Ophuysen.

Ini merupakan buku tentang berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh residen Kediri pada tahun 1923. Berikut ini adalah berbagai kutipan yang berasal dari buku peraturan tersebut:

"Amaos serat oendang-oendang saking Padoeko Kangdjeng Toewan Gouvernements Secretaris katiten tanggal kaping 22 October 1922 No. 29460/ III B, sarto serat saking Padoeko Kangdjeng Toewan Directeur Binnenlandsch-Bestuur tanggal kaping 20 November 1922 No. 12220/ A.1.

Oegi sampoen amaos serat saking voorzitter Algemeen Syndicaat (hinggih poeniko pakempalanipoen fabriek-fabriek gendis) hing djadjahan Hindia Nederland tanggal kaping 22 November 1922 No. 2. 26175 doemateng Padoeko Kangdjeng Toewan Directeur Binnenlandsch-Bestuur, lan seratipoen Padoeko Kangdjeng Toewan Directeur Binnenlandsch Bestuur tanggal 29 December 1922 No. 13626/ A.1...."

Terjemahan:

"Membaca surat undang-undang yang berasal dari Paduka Kangjeng Tuan Sekretaris Pemerintahan tertanggal 22 Oktober 1922 No. 29460/ III B, serta surat dari Paduka Kangjeng Tuan Direktur Departeman Dalam Negeri  tanggal 20 November 1922 No. 12220/ A.1.

Juga setelah membaca surat dari pengawas Perkumpulan Umum (yakni perkumpulan pabrik-pabrik gula) di tanah jajahan Hindia Belanda tertanggal 22 November 1922 No. 2. 26175 kepada Paduka Kangjeng Tuan Direktur Departemen Dalam Negeri, dan surat Paduka Kangjeng Tuan Departemen Dalam Negeri tertanggal 29 Desember 1922 No. 13626/ A.1....."

Kemudian terdapat undang-undang terkait pertanahan. Sebagai contoh di halaman 4 terdapat definisi mengenai jenis-jenis tanah:

"Fatsal 1.

Maksoedipun siti doesoen hing ngriki hinggih poenika:

a.siti kongsi giliran hingkang mitoeroet adat tjaranipoen hing doesoen ngrikoe dipoen garap dateng tijang hingkang gadah bagean (gogol).

b.siti doesoen hingkang miroenggo (sanes siti bengkok lan sanes siti gogolan).

c.siti bengkok parentah doesoen."

Terjemahan:

"Pasal 1

Arti tanah dusun di sini yaitu:

a.tanah kongsi yang menurut adat di dusun tersebut dikerjakan oleh orang yang mendapatkan bagi hasil (gogol).

b.tanah dusun yang berupa tanah "mirunggo" (bukan tanah bengkok dan bukan tanah gogolan).

c.tanah bengkok milik dusun."

Selanjutnya terdapat pula aturan mengenai penyewaan tanah.

"Fatsal 2.

Menawi doesoen bade njewakaken siti waoe, kedah sarono dipoen poetoes ing salebetipoen pakempalan doesoen (desavergadering)."

Terjemahan:

"Pasal 2.

Jika dusun hendak menyewakan tanah tersebut, harus diputuskan dalam musyawarah desa (desavergadering)."

Buku ini sangat penting bagi mereka yang tertarik dengan sejarah agraria atau undang-undang penyewaan tanah di zaman kolonial.

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Sabtu, 16 November 2013

NOVEL TENTANG KAISAR NAPOLEON YANG TAKUT HANTU

NOVEL TENTANG KAISAR NAPOLEON YANG TAKUT HANTU

Ivan Taniputera
16 November 2013




Judul buku: Napoleon und di Weiße Frau
Pengarang: E. Boorsma
Jumlah halaman: 60
Penerbit: J.B. Wolters, 1929
Bahasa: Jerman

Buku ini ditulis dengan aksara Gothik yang indah. Berikut ini adalah contoh halamannya.



Keunikan buku ini adalah kisah mengenai Kaisar Napoleon yang ketakutan karena melihat hantu saat bermalam di sebuah istana tua di Baireuth. Kisah dalam buku ini dibuka dengan penyambutan bagi kedatangan Kaisar Napoleon yang hendak menginap di Baireuth:

"Im Residenzschlosse zu Baireuth war alles in Aufruhr und Bewegung, geschäftige Diener liefen hin und her durch die glänzend geschmückten Gemächer, hier und dort noch einen Teppich ausbreitend, eine Vase mit duftenden Blumen hinstellend, oder den Staub abwischend, der sich auf eins der glänzend polierten Möbel gelegt hatte.

Es war heute ein großer, ein wichtiger Tag für Baireuth, jedermann empfand das, und die Neugierde trieb die Einwohner hinaus auf die Straße....."

Terjemahan:

"Pada istana tempat kediaman di Baireuth semuanya berada dalam kesibukan besar, para pelayan yang sibuk berjalan ke sana kemari melalui ruangan berhiasan, sebuah permadani dibentangkan, sebuah jambangan dengan bunga harum diletakkan, atau menghapuskan debu yang menutupi perabotan mengkilap.

Hari itu merupakan saat yang agung dan penting bagi Baireuth, seorang orang merasakannya, dan rasa ingin tahu menarik para penduduk ke jalan...."

Berikut adalah salah satu gangguan hantu yang dialami oleh Kaisar Napoleon (halaman 50):

"Eine Stunde mochte vergangen sein, als abermaliger Schrei des Kaisers Constant in das Schlafzimmer rief.
Von Entsetzen ergriffen blieb er an der Tür stehen.

Das Bett des Kaisers stand mitten im Zimmer, der Nachttisch, der neben demselben gestanden, war umgeworfen, und die Nachtlampe, die auf dem Tisch gestanden, lag erlöschend auf der Erde.."

Terjemahan:

"Satu jam berlalu, sewaktu teriakan berkali-kali sang Kaisar memanggil Constant ke kamarnya. Dengan ketakutan ia berdiri di pintu.

Ranjang sang Kaisar berdiri di tengah kamar, meja kecil yang sebelumnya berdiri di samping raja telah terguling, dan lampu yang berada di atasnya telah pecah serta tergeletak di lantai..."

Siapakah sesungguhnya hantu tersebut dapat dibaca lebih lanjut pada novel menarik ini.

Bagi yang berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Jumat, 15 November 2013

BUKU MERAMAL DENGAN KARTU REMI

BUKU MERAMAL DENGAN KARTU REMI

Ivan Taniputera
15 November 2013



Judul buku: Apa Jang Kartoe Bilang (Noedjoem Dengan Kartoe Blanda)
Penulis: ---
Penerbit: N.V. Drukkerij "De Pertoendjangan" v/h Tjiong Koen Bie, Batavia, tanpa tahun terbit, tapi masih menggunakan ejaan van Ophuysen.
Jumlah halaman: 107.

Berikut ini adalah daftar isinya:


Pada bagian awalnya terdapat "SEDIKIT KATERANGAN PADA PEMBATJA":

"Bagaimana dan kapan terpakenja perkara meramalkan nasib dengan pertoeloengannja kartoe atawa di negri mana asalnja itoe tjara melihat peroentoengan telah di goenakan dengan sasoenggoenja soeker aken orang bisa bilang dengan kapastian. Berabad-abadlamanja itoe tjara meliatin peroentoengan soeda banjak digoenaken oleh bangsa Hebreeuw, Chaldee, dan Egypte, malahan bangsa Tionghoa di djaman poerbakala poen ada goenakan kartoe speciaal aken ini maksoed. Maka djoega dalem waktoe jang belakangan sadja orang baroe kenal bahwa kartoe bisa digoenaken dalem perdjoedian.
Dalem ini bokoe maoe dihoendjoek berbagi-bagi tjara meliatin ada poenja hal-hal jang bersamaan dengan ilmoe meliatin peroentoengan dengan bintang (astrologie) jang doeloe banjak sekali orang goenaken: apalagi sampe sekarang djoega orang masih soeka goenaken kartoe sebagi soeatoe djalan boeat ketahoei perkara jang blom dan soeda kadjadian.
Haroes diperingetken disini boekan djadi kita poenja maksoed aken djadi voor stander (pembela) dari tjara meliatin peroentoengan dengan kartoe hanja tjoema hendak hoendjoek soeatoe tjara meliatin jang terdiri dari roepa-roepa matjem hingga orang bisa taoe iapoenja nasib dengan pertoeloengannja kartoe......"

Pada halaman 10, di BAGIAN KATIGA dibahas mengenai "Arti jang oemoem dari kartoe":

Katrangannja masing-masing kartoe ada berdasar atas atoeran jang tetap akan tetapi ini bisa djadi beroba berhoeboeng dengan kadoedoekannja dalem pasangan atawa soesoenan.
Baek boeat antero stel maoepoen boeat satoe-satoe kartoe poenja roepa atawa gambar kita akan terangin dengan mengasih roepa-roepa tjonto di bagian-bagian jang berikoet.
Seperti orang taoe kartoe jang dipake dalam ilmoe meliatin sebagimana jang aken ditoetoerben dalem in boekoe, adalah kartoe Olanda jang mempoenjai ampat kleur (roepa) jang bisa ditimpalin dengan ampat moesin, atawa bisa djoega dibikin dengan ampat bagian dari hari, seperti: pagi (morgen), tenghari (middag), menggerip (avond), dan malem (nacht). Banjak djoega jang soeka andein dengan ampat djaman dari pengidoepannja manoesia jaitoe: anak ketjil (kind), djedjaka (jongeling), orang lelaki atawa bapa (man) dan kake-kake atawa 'ngkong (grijsaard).
"Bikin itoe stel kartoe djadi toedjoe roepa-roepa pergaboengan", begitoe Sepharial mengadjarken, "dan itoe djoemla toedjoe" kamoedian dipake kali dengan djoemla antero kartoe........"

Bagi yang beminat foto kopi, hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Kamis, 07 November 2013

BUKU HIKAYAT PAHLAWAN DAN TOKOH-TOKOH WANITA CHINA

BUKU HIKAYAT PAHLAWAN DAN TOKOH-TOKOH WANITA CHINA

Ivan Taniputera
7 November 2013


Judul buku: Pudjangga dan Pahlawan Wanita Tiongkok
Pengarang: -
Penerbit: AstanaBuku Abede, Semarang, 1951
Jumlah halaman: 102

Buku ini berisikan hikayat tokoh-tokoh wanita terkemuka dalam sejarah Tiongkok. Adapun tokoh-tokoh wanita yang dimuat dalam buku ini adalah:

1.SHI SHIH (halaman 1-32)

Merupakan seorang wanita cantik yang hidup pada Masa Perang Antar Negeri. Ia berjasa menyelamatkan negerinya, Yue, di tengah-tengah kancah peperangan antara Wu dan Yue.

2.LU HOU (halaman 33-40)

Seorang diktaktor wanita pada zaman dinasti Han. Ia merupakan orang berkuasa yang sanggup mengendalikan pemerintahan kerajaan.

3.WANG TJAO TJUN (halaman 40-64)

Seorang wanita yang menyelamatkan diri negaranya melalui pernikahan dengan raja bangsa asing.

4.PAN CHAO (halaman 65-72)

Seorang sastrawan wanita China.

5.HUA MU LAN (halaman 73-79)

Seorang pahlawan wanita Tiongkok.

6.WU TJAO TIJEN (halaman 80-101)

Seorang wanita yang berhasil menjadi penguasa Dinasti Tang (618-906).

Bagi yang berminat kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Selasa, 05 November 2013

BUKU MERAMAL DENGAN KARTU DOMINO

BUKU MERAMAL DENGAN KARTU DOMINO

Ivan Taniputera
5 November 2013



Judul: Petangan Domino
Pengarang: -
Penerbit: Bookhandel "Sunrise," Batavia, 1946
Jumlah halaman: 120

Pada halaman 3 terdapat penjelasan sebagai berikut:

KATERANGAN BOEAT MELIATIN

Boekoe petangan "DOMINO", terdiri dari 30 roepa soeal petangan, mengasih djawaban petangan jang tjotjok dan teroes, bilah sadja digoenaken dengen penoeh kapertjajahan.

Goena meliatinnja Pembatja perloe 1 stel kartoe Domino.

Itoe 1 stel kartoe Domino jang Pembatja soeda perantiken boeat ini boekoe petangan, dilarang pergoenaken oentoek djoedi atawa boeat laen maksoed. Tida dilarang boeat goenaken HIO atawa PENDOEPAHAN dengan oekoepannja boeat bantoe bersihken pikiran dan concentreer kapertjajahan ka itoe satoe djoeroes petangan, soepaja didapetken djawaban jang tjotjok dan semistinja. Petangan "Domino" boleh digoenaken oleh sasoeatoe orang, lelaki-prampoen, toea-moeda, dari segala bangsa dengen praktisch.

Boeat satoe pertanjahan goena satoe orang tida boleh dimeliatin sampe 2 kali dalem satoe hari atawa satoe waktoe sasoeda didapetken djawabannja. Tida terlarang kapan orang maoe keramas (tjoetji kepala) of mandi sebelon meliatin. Perloe sedikitnja tjoetji moeka dan tangan serta bersihken moeloet terlebih doeloe.

Pada halaman 6-8 terdapat cara mempergunakan ramalan ini:

"Lebih doeloe tetepken soeal petangan jang maoe dimeliatin bagi orang jang tertentoe. (Liat pagina 4 dan 5). Diandehken kita maoe meliatin tentang swami-istri jang selaloe hidoep bertentangan, bertoktak dan berselisih. Kita niat maoe petangken bagi marika soeal petangan No. 4, jalah: Swami-istri jang berselisih, bisa kedjadian bertjereh atawa tida."

Itoe 1 stel kartoe Domino jang terdiri dari 28 kartoe preksa doeloe apa masi compleet, Semoea kartoe toeroet dalem djalanja ini petangan, djoega kartoe "Song-kosong". bila tjotjok djoemlahnja, boleh kotjok atawa adoek-adoek (tjoetji kartoe itoe). Sekarang taro di atas medja dalem soesoenannja jang terdapet paling belakang dengen keadahan tertoetoep, artinja ditaro dalem keadahan seperti maoe moelain berdjoedi dengen terliat mata kartoe. Tarik kartoe jang ka1 dan boeka taro di medja, diandehkan dapat kartoe "Tiga-Kosong........."

Kemudian terdapat bagian-bagian penjelasan mengenai jawabannya.

Buku ini sangat bermanfaat bagi para peminat ramalan.

Bagi yang berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com