Rabu, 29 Mei 2013

BUKU PRIMBON KUNO JAWA YANG LUAR BIASA: POESAKA ADJI SAKA


BUKU PRIMBON KUNO JAWA YANG LUAR BIASA: POESAKA ADJI SAKA

Ivan Taniputera
30 Mei 2013



Judul: Poesaka Adji Saka
Pengarang: Kie Adjar Windoesana
Penerbit: Bookhuis "Lecta" v/h Terminus, Semarang, 1933
Jumlah halaman: 60

Buku primbon kuno ini mengungkapkan berbagai hal menarik, seperti menghitung perjodohan antara dua orang calon pengantin. Pertama-tama harus dihitung dahulu neptu berdasarkan hari pasarannya. Tabelnya adalah sebagai berikut.

Halaman 4.

HARI

Senen neptunya 4
Selasa neptunya 3
Rebo neptunya 7
Kemis neptunya 8
Djoemahat neptunya 6
Saptoe neptunya 9
Minggoe neptunya 5

PASARAN

Kliwon neptunya 8
Legi neptunya 5
Paing neptunya 9
Pon neptunya 7
Wage neptunya 4

Selanjutnya dicari jumlah neptu masing-masing dan dijumlahkan. Hasilnya dibagi dengan tiga dan kita cari sisanya.

Jika sisanya satu maka disebut moeloet, artinya: "tjoema bisa makan, tetapi tida bisa simpen.
Jika sisanya dua maka disebut peroet, artinya: "bisa makan dan simpen."
Jika sisanya tiga maka disebut pantat, artinya: "selaloe abis sama sekali, tegesnja tida bisa simpen."

Selanjutnya pada halaman 6 terdapat hari yang baik untuk menikah. Caranya juga menggunakan hari pasaran masing-masing calon mempelai.
Kita melihat pada tabel yang tersedia di halaman 7.


Caranya adalah melihat hari pasaran Anda dan pasangan Anda pada tabel di atas, dan kemudian cari hari yang sama-sama mengandung angka genap.

Selanjutnya masih ada lagi pasaran yang baik untuk menikah, berdasarkan enam kriteria, yakni:

Para padoe, artinja: Selaloe ada perselisihan.
Djaro sinarodja, artinja: Sampoerna, bisa dapet pangkat d.l.l.
Noedjoe pati, artinja: Aken binasa.
Kala nantang, artinja: Tjari permoesoehan.
Matjan ketawang, artinja: Mendapat djengkel ati.
Sanggar waringin, artinja: Dapat pajon atau perlindoengan.

Cara mengetahuinya adalah dengan melihat tabel di halaman 8, sebagai contoh:

Djoemahat Legi - Para padoe
Saptoe Paing-Djaro Sinarodja
Minggoe Pon - Noedjoe pati
Senen Wage - Djaro Sinarodja

dan seterusnya.

Pada halaman 9 terdapat perhitungan Tali Wangke, yakni dalam melaksanakan pernikahan atau acara lainnya perlu  pula menghindari wuku beserta hari yang disebut Tali Wangke.

Sebagai contoh adalah woekoe Landep, tali wangkenja: Rebo Paing, dan seterusnya.

Selanjutnya terdapat tabel Ringkesan Peritoengan Mendjodoken Penganten dan Hari Kawinnja, yang ditandai dengan 4 angka:

Angka 1 = paling sempoerna
Angka 2 = baek
Angka 3 = sedeng
Angka 4 = koerang baek
Tanda - = sama sekali djelek.

Selanjutnya masih terdapat perhitungan-perhitungan lainnya yang bermanfaat, seperti saat yang baik dalam mendirikan atau memperbaiki rumah, makna bintang berekor (bintang kemukus), suara burung prenjak, dan lain sebagainya.

Bagi yang berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Kunjungi pula grup dan blog kami:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar